Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan investasi di sektor manufaktur bakal semakin menggeliat seusai pemilihan umum. Salah satunya peningkatan investasi adalah pembelian lahan di kawasan industri.
Pada kuartal I/2019, penjualan lahan industri di wilayah Jabodetabek dan Karawang mencapai 100 hektare, naik signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang seluas 11,27 hektare.
“Pasca hasil pilpres dan pileg, setiap 5 tahunan ekonomi bergairah kembali. Kami dapat konfirmasi dari beberapa pelaku industri, termasuk dari kawasan industri di Jawa Timur ada investor besar yang akan masuk, jadi konsisten ada pertumbuhan di investasi,” ujarnya, Kamis (9/5/2019).
Airlangga menyebutkan investor yang bergerak di sektor petrokimia bakal masuk ke kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. Namun, Airlangga masih enggan menyebutkan nama investor yang akan masuk di kawasan industri tersebut.
“Namanya masih rahasia, nilai investasi besar, tetapi untuk jangka panjang sampai 2022, konstruksi kan butuh 3—4 tahun,” jelasnya.
Sebagai upaya menarik investasi, pemerintah telah merilis aturan terkait tax holiday yang mencakup lebih banyak sektor industri, yaitu PMK 150/2018 tentang Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan. Selain itu, kepastian untuk mendapatkan insentif tersebut juga lebih jelas dengan adanya online single submission (OSS).
pemerintah bersiap untuk menyambut para investor dengan mempersiapkan infrastruktur, pembukaan kawasan industri baru, pelatihan sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan industri, dan lainnya.
“Itu menjadi pekerjaan rumah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tambahan investasi,” ujarnya.
Adapun, 5 besar sektor manufaktur yang menyumbang realisasi investasi terbesar yaitu industri barang logam, komputer, barang elektronika, mesin dan perlengkapan senilai Rp58,2 triliun, industri makanan dan minuman senilai Rp56,2 triliun, industri kimia senilai Rp48,69 triliun, industri alat angkutan senilai Rp17,44 triliun, serta industri tekstil dan pakaian jadi senilai Rp8,75 triliun.