Bisnis.com, JAKARTA — PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk., berupaya menyelesaikan dua proyek hulu minyak dan gas bumi di Lapangan Sidayu dan West Pangkah di Blok Pangkah pada kuartal II/2020.
Kedua lapangan migas itu berpotensi menambah produksi minyak hingga 7.000 barel per hari (bph) dan gas bumi mencapai 28 juta kaki kubik per hari (MMscfd).
Direktur Utama Saka Energi Tumbur Parlindungan mengatakan bahwa pada tahun ini, Saka fokus berinvestasi untuk dua proyek yang ada di blok migas lepas pantai utara Jawa Timur.
“Diharapkan beroperasi pada kuartal II/2020, sejauh ini pengerjaannya masih sesuai dengan jadwal,” katanya, Selasa (14/5).
Namun, Tumbur tidak memerinci jumlah belanja modal yang dipersiapkan untuk mengerjakan dua proyek ini. Akan tetapi, PGN sebagai induk usaha telah menganggarkan belanja modal sekitar US$230 juta yang difokuskan di sektor hulu migas.
Pada 2018, Saka berhasil membukukan produksi migas sebesar 49.600 barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/boepd) atau lebih rendah dari produksi 2017 sebesar 51.400 boepd akibat berakhirnya dua blok produksi (Sanga-sanga dan Southeast Sumatera pada kuartal III/2018).
Saat ini, Saka Energi mengelola hak partisipasi di sepuluh aset di Indonesia dan satu blok gas serpih di Amerika Serikat. Lima blok migas itu di antaranya dioperasikan sepenuhnya oleh Saka dengan kepemilikan 100%, yakni Blok Pangkah, Blok Sesulu Selatan, Blok Wokam II, Blok Pekawai, dan Blok West Yamdena.
Senior Operations Manager Saka Indonesia Pangkah Limited Budi Setiyawan mengatakan bahwa melihat target produksi siap jual (lifting) migas dari APBN 2019, lebih menantang daripada tahun lalu. “Untuk gas memang targetnya lebih tinggi dari capaian kami tahun sebelumnya. Untuk minyak kami rasa cukup menantang karena selisihnya cukup jauh,” katanya.
Menurutnya, beroperasinya Proyek Sidayu diperkirakan lebih cepat dari pada West Pangkah, meski masih dalam satu periode.
Blok West Pangkah diperkirakan mampu memproduksi minyak sebesar 4.000 bph dan gas bumi sebesar 29 MMscfd, sedangkan Blok Sidayu diharapkan mampu memproduksi minyak di atas 3.000 bph. “Nantinya, gas kami jual ke PLN di Gresik, sedangkan minyak dan elpiji (LPG) kami jual ke PT Pertamina,” tambahnya.
Sejauh ini, Saka telah menjual seluruh produksi bagian kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) ke Pertamina sejak Januari lalu dengan total 400.000 barel.
Tumbur juga menyinggung soal perkembangan eksplorasi di Blok Pekawai dan Blok West Yamdena.