Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha perunggasan menilai perbaikan data populasi ayam beserta diperlukan guna mencegah fluktuasi harga yang kerap terjadi akibat masalah suplai.
"Pemerintah perlu mengendalikan stok, mengendalikan impor GPS [grand parent stock ayam broiler], jangan terlalu banyak maupun sedikit," ujar Sekretaris Jenderal Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (Arphuin) P. Nono saat dihubungi Bisnis, Kamis (27/6/2019).
Melihat fakta harga unggas hidup di tingkat peternak (farm gate) yang jauh di bawah harga acuan, Nono berpendapat bahwa telah terjadi kelebihan populasi ayam yang besar sehingga tak terserap sesuai permintaan.
"Artinya apa, pemerintah tidak punya data riil soal populasi yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. GPS itu harus dikendalikan. Masalahnya data pemerintah itu berbeda-beda, mana yang dipegang. Kami lihat data antara Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Badan Karantina, bahkan di swasta itu tidak ada yang sama, berbeda-beda. Harus lebih ketat dalam melihat hal ini," ujarnya.
Senada dengan Nono, Sugeng Wahyudi selaku Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) menilai perlu ada reka ulang terkait ketersediaan day old chick (DOC) yang selama ini dihitung oleh tim analisis Kementan. Peternak sendiri sendiri biasanya membesarkan DOC berdasarkan patokan pemerintah.
"Harus ada hitung ulang sehingga ada keseimbangan antara penawaran dan permintaan," kata Sugeng.
Berdasarkan perhitungan Direktorat Perbibitan dan Produksi Peternakan Kementerian Pertanian, potensi produksi DOC kualitas final stock (FS) selama Juni sampai Agustus 2019 berada di kisaran 69-72 juta per minggu dengan perhitungan dasar setiap ekor DOC jenis grand parent stock (GPS) menghasilkan 40 ekor parent stock (PS) dan setiap DOC PS memproduksi 140 DOC FS.
Direktur Perbibitan dan Produksi Peternakan Sugiono mengemukakan beberapa waktu lalu bahwa nyatanya produktivitas tiap DOC GPS menjadi PS dan FS sangat tergantung pada galur (strain).
Contohnya adalah galur Cobb700 yang setiap satu ekor GPS bisa menghasilkan 50 PS dan seekor PS bisa memproduksi 150 ekor PS. Sementara untuk galur Indian River, satu ekor GPS bisa memproduksi sekitar 52 PS dan setiap PS menghasilkan sekitar 155-160 ekor DOC FS.
"Sehingga produksi DOC FS secara nasional bertambah sekitar 5%-10%, sekitar 75 juta ekor per minggu pada Juni-Agustus 2019. Untuk parameter ini akan dibahas lebih lanjut dengan tim pakar dan asosiasi perunggasan," kata Sugiono.