Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan devaluasi Yuan dapat menguntungkan hampir semua lini industri. Akan tetapi, penurunan tersebut akan membuat industri menengah dan hilir terlena sehingga industri hulu nasional akan semakin sulit berkembang.
Wakil Ketua Apindo Shinta Widjaja Kamdani mengatakan hampir semua produk manufaktur di dalam negeri yang berorientasi ekspor menggunakan atau memiliki komponen impor dari China. Alhasil, devaluasi Yuan akan membuat bahan baku produksi semakin murah.
“Masalahnya ke depan adalah kita akan semakin sulit mempertahankan dan mengembangkan industri-industri yang meng-substitusi impor dari China. Di sisi lain, membangun comparative advantage industri tersebut [industri hulu] akan jauh lebih sulit karena economic scale-nya sulit tercapai ketika pasar domestik sudah dikuasai impor,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (11/8/2019).
Shinta mengatakan industri yang sangat banyak menggunakan produk bahan baku impor dari China antara lain industri otomotif, farmasi, alas kaki, garmen, dan pupuk. Menurutnya, perlu ada dukungan kepada industri hulu agar dapat menggantikan produk impor China.
Terpisah, Ketua Umum Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) Silmy Karim mengatakan dampak yang akan dirasakan oleh industri baja lokal akan tergantung dari presentase penurunan tersebut. Akan tetapi, kunci dari kebangkitan industri baja nasional adalah pengawasan.
“Pengawasan daripada perilaku curang di pasar dan industri baja dapat dikurangi,” katanya kepada Bisnis.