Bisnis.com, JAKARTA -- Ekspor nonmigas Indonesia pada Juli 2019 ke China, Amerika Serikat, dan Jepang masing-masing mencapai US$2,28 miliar, US$1,58 miliar, dan US$1,22 miliar, dengan peranan ketiganya mencapai 36,72 persen.
Berdasarkan data yang dirilis BPS, Kamis (15/8/2019), peningkatan ekspor nonmigas Juli 2019 dibandingkan dengan Juni 2019 terjadi ke hampir semua negara tujuan utama, yaitu Amerika Serikat US$507,2 juta (47,08 persen); China US$469,7 juta (25,92 persen); India US$288,1 juta (40,97 persen); Jepang US$193,4 juta (18,87 persen); dan Thailand US$166,3 juta (45,58 persen).
Selanjutnya, ekspor ke Taiwan US$80,7 juta (31,37 persen); Malaysia US$68,3 juta (10,83 persen); Jerman US$66,5 juta (43,54 persen); Korea Selatan US$66,3 juta (14,48 persen); Belanda US$55,5 juta (25,43 persen); Australia US$55,3 juta (29,24 persen) serta Italia US$11,4 juta (9,81 persen).
Sementara itu, negara yang mengalami penurunan adalah Singapura sebesar US$80,8 juta (9,42 persen).
Secara keseluruhan, total ekspor ketiga belas negara tujuan utama di atas naik 24,77 persen. Sementara itu, ekspor ke Uni Eropa (28 negara) pada Juli 2019 mencapai US$1,25 miliar, naik 28,84 persen dibandingkan dengan Juni 2019.
Pada periode Januari–Juli 2019, China tetap merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai US$13,68 miliar (15,53 persen), diikuti Amerika Serikat dengan nilai US$9,92 miliar (11,26 persen), dan Jepang dengan nilai US$7,91 miliar (8,99 persen).
Komoditas utama yang diekspor ke China pada periode tersebut adalah lignit, besi/baja, dan bubur kertas (pulp).