Kapal angkut ternak yang merupakan bagian program tol laut hadir sebagai solusi untuk menjawab permasalahan ini. Dalam konteks distribusi sapi lokal, kawasan timur Nusantara memiliki peran sebagai penyangga kebutuhan daging sapi di daerah konsumen seperti Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Kalimantan Timur.
Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur tercatat memiliki kontribusi signifikan untuk pemenuhan kebutuhan sapi dengan populasi sapi di kawasan tersebut yang cukup besar.
Sampai saat ini terdapat enam rute angkutan ternak yang berjalan dan dikelola oleh PT Pelni (Persero), PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), dan perusahaan swasta dengan armada KM Camara Nusantara I sampai VI. Keenam kapal angkut ternak ini melayani se jumlah rute yang menghubungkan Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur menuju Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
“Kapal ternak selama ini loading factor rata-rata per tahun tinggi. Di atas 80%,” kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementan Fini Murfiani.
Pemanfaatan tol laut ini sempat disinggung Presiden Joko Widodo kala melakukan kunjungan kerja ke Kupang pada Agustus lalu. Jokowi menyebutkan sekitar 70.000 ekor sapi dikirim dari NTT ke Pulau Jawa setiap tahunnya dengan memanfaatkan lima dari enam trayek kapal ternak yang tersedia.
“Dulu kapal-kapal hampir kosong, lama-lama terisi, sekarang malah penuh terus. Karena itu, subsidi dari pemerintah juga sudah jauh berkurang,” tulis Jokowi dalam akun media sosialnya.