Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) mengaku saat ini pemerintah sulit mencari negara tujuan importasi sapi betina untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Rencana pemerintah menjadi negara swasembada menimbulkan kekhawatiran bagi mereka.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda menilai, jika Indonesia mencapai swasembada, termasuk daging dan susu, maka keran impor pada komoditas ini akan digembok.
“Tentu kalau yang didatangkan [sapi] betina ini tidak mengganggu [industri dalam negeri]. Bahkan sekarang kita nyari sumbernya saja susah, karena negara sumbernya juga nggak mau Indonesia swasembada. Kalau Indonesia swasembada nanti nggak bisa impor lagi,” kata Agung saat ditemui di Kantor Kementan, Jakarta (18/6/2025).
Namun, Agung menyampaikan bahwa saat ini pemerintah tengah membuka pasar baru untuk menjadi negara tujuan impor selain Australia, yakni Selandia Baru, Amerika, Brasil, hingga Meksiko.
“Tinggal kita mendorong calon-calon investor yang mau mendatangkan,” imbuhnya.
Baca Juga
Agung menuturkan Kementan akan mendorong untuk mendatangkan sapi betina impor yang diharapkan bisa menjadi induk maupun bibit ke depan. Dengan begitu, sapi impor ini bisa melahirkan sapi perah maupun sapi pedaging untuk mengurangi ketergantungan impor.
Pasalnya, Agung mengungkap saat ini populasi sapi perah di Indonesia baru mencapai 540.000 ekor dengan produksi hanya 1 juta ton per tahun. Di sisi lain, kebutuhan susu dalam negeri adalah 4,7 juta ton.
“Artinya masih ada defisit 3,7 juta ton [susu]. Sehingga dengan menambah tadi itu, ya tidak akan mengganggu peternak,” ujarnya.
Sementara itu, lanjut dia, Indonesia juga masih mengimpor daging sebanyak 60%.
Untuk itu, Agung meminta agar peternak harus sudah bersiap untuk menjadi mitra para mitra importir. Ini artinya, akan ada kerja sama melalui nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan para peternak.
“Jadi sapinya tetap sapinya importir, kemudian dikerjasamakan MoU dengan para peternak kita, dan itu sudah banyak berjalan,” terangnya.
Sampai dengan semester I/2025, Agung mengungkap pemerintah telah mendatangkan sekitar 20.000 ekor sapi betina yang berasal dari Australia. Angkanya lebih tinggi dibandingkan 10 tahun terakhir.
Adapun, Kementan menargetkan sebanyak 200.000 ekor sapi betina masuk ke Indonesia sampai akhir tahun ini.
“Mungkin 10 tahun yang ke belakang, impor kita kalau yang betina itu sangat kecil. Kalau impor yang bakalan untuk digemukkan dan dipotong, ya setiap tahun banyak, sekitar 500.000-an. Tapi yang betina ini, untuk 20.000 saja sudah termasuk luar biasa,” pungkasnya.