Bisnis.com, JAKARTA — Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bakal mempercepat pemenuhan rasio elektrifikasi di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T).
Adapun hingga semester I/2019, rasio elektrifikasi Indonesia telah mencapai 98,81%. Rasio elektrifikasi tersebut meningkat 14,5% dalam 5 tahun terakhir.
"Mengingat begitu banyak pelayanan terhadap daerah-daerah yang tertunda, tentu saja kita akan lebih cepat tentang listrik," katanya, Rabu (23/10/2019).
Sebelumnya, PT PLN (Persero) mengakui mengejar rasio elektrifikasi 100% di daerah 3T pada 2020 masih cukup sulit lantaran adanya ketidakmampuan masyarakat untuk melakukan penyambungan listrik.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengharapkan adanya kepedulian masyarakat, terutama dari pegawai PLN, untuk membantu penyambungan listrik masyarakat di daerah 3T melalui program one man one hope. Dengan program tersebut, relawan dapat memberikan sumbangan yang dananya nanti digunakan untuk melakukan penyambungan listrik.
Setidaknya, untuk menyambung listrik sebesar 450 VA, satu rumah perlu membayar Rp734.000. Dana tersebut masih dinilai berat oleh masyarakat yang berada di kawasan 3T.
"Program voluntary PLN mengajak partisipasi dari siapa saja yang ingin juga ikut berbagi kebahagian dengan saudara-saudara kita yang belum bisa tersambung listrik," katanya.
Selain persoalan penyambungan listrik dari rumah, investasi pembangkit hingga jaringan listrik juga masih menjadi pekerjaan rumah bagi PLN. Apalagi, pembangunan pembangkit dan transmisi di daerah 3T yang dinilai tidak ekonomis secara bisnis.
Menurutnya, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang public service obligation (PSO), PLN tetap bertanggung jawab untuk melakukan investasi di daerah 3T sekalipun.
"PLN punya obligasi menyiapkan transmisi, tapi saudara-saudara di sana tidak mampu menyambung, banyak kerja sama tetapi gap masih besar," katanya.