Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Beberkan Pencopotan Dirut PT Pertamina Power Indonesia

PT Pertamina (Persero) buka suara soal pencopotan Direktur Utama PT Pertamina Power Indonesia (PPI) di tengah proyek PLTGU Jawa-1 masih berjalan dan selesai pada 2021.
Ilustrasi Pertamina/Repro
Ilustrasi Pertamina/Repro

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) buka suara soal pencopotan Direktur Utama PT Pertamina Power Indonesia (PPI) di tengah proyek PLTGU Jawa-1 masih berjalan dan selesai pada 2021.

Adapun surat pencopotan Ginanjar, sebagai Dirut PPI sudah diteken direksi Pertamina. Proses serah terima jabatan pun akan segera dilaksanakan.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengaku tidak ada yang istimewa atas pencopotan dirut anak usaha Pertamina yang didirikan pada Agustus 2017 tersebut.

Menurutnya, pergantian tersebut semacam rotasi dan mutasi semata. "Biasa saja itu. Nanti akan segera ada penugasan berikutnya," tuturnya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.

Sebelumnya, ketika dikonfirmasi, Ginanjar enggan berbicara banyak terkait pencopotannya tersebut. "Soal pemberhentian semuanya wewenang dari direksi. Saya nggak bisa bicara banyak," katanya kepada Bisnis.com.

Namun, dia menjelaskan proyek tersebut sejauh ini berjalan sesuai target dan telah mencapai 30 persen. Bahkan, progresnya sempat melebihi target. Adapun biaya investasi yang sudah dikeluarkan mencapai US$275 juta.

Pengerjaan PLTGU Jawa-1 dilakukan oleh PT Jawa Satu Power yang merupakan perusahaan konsorsium dari PPI, Marubeni Corporation, Sojitz Corporation. Sementara untuk pembangunan konstruksi dipercayakan kepada General Electric (GE), Samsung C&T (Samsung), dan PT Meindo Elang Indah (Meindo), termasuk pemeliharaan pembangkit listrik selama 25 tahun.

PLTGU Jawa-1 tersebut akan terintegrasi dengan fasilitas regasifikasi terapung floating storage regasification unit/FSRU yang pembangunannya telah dimulai di galangan kapal Samsung Heavy Industries Busan di Korea Selatan.

Dari total investasi proyek PLTGU Jawa 1 yang mencapai US$1,8 miliar, sekitar US$300 juta-US$400 juta di antaranya untuk FSRU. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper