Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan Dunlop Aircraft Tyres Ltd. akan membangun fasilitas pabrikan retreading ban pesawat terbang dengan PT Rubberman Indonesia. Adapun, pabrikan tersebut ditargetkan akan rampung pada medio 2021.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan pembangunan pabrikan retreading atau vulkanisir ban pesawat terbang tersebut merupakan tahap pertama dari investasi terebut. Adapun, nilai investasi yang dikucurkan pada pembangunan pabrik tersebut sekitar Rp1 triliun.
“Mereka punya kapasitas dan memang key player dunia. The next step akan membangun [pabrik] new tyre. Semua [pabrikan] ini khusus untuk ban pesawat terbang,” katanya kepada Bisnis, Rabu (6/11/2019).
Agus menyampaikan bahwa investasi tersebut merupakan sinyal bahwa iklim investasi domestik masih diminati pelaku industri multinasional. Menurutnya, investasi tersebut dapat menarik pabrikan retreading ban pesawat terbang lain di regional ke dalam negeri.
Agus menghitung potensi investasi tersebut cukup besar lantaran pertumbuhan produksi industri ban pesawat terbang berkisar 6% sejak 1999. Selain itu, pembangunan pabrik tersebut dapat mempermudah maskapai nasional dalam memperbarui ban pesawat.
“Kami akan mendorong industri [maskapai penerbangan untuk menggunakan fasilitas Dunlop]. Misalnya, Garuda sama Lion bisa mencari satu formula,, bisa bekerja sama dengan investasi ini karena kepentingan mereka besar,” paparnnya.
Baca Juga
Agus berujar PT Garuda Indonesia Tbk. dan PT Lion Mentari Airlines selama ini mengirimkan ban-ban pesawat mereka untuk retreading. Investasi tersebut, ujarnya, dapat memotong biaya operasional dan waktu perbaikan. “Nanti akan coba kami bicarakan dengan Garuda.”
Pada kesempatan yang sama, CEO Dunlop Aircraft Tyre Gordon Roper mengatakan melimpahnya karet alam di dalam negeri merupakan salah satu pertimbangan perseroan untuk melakukan investasi. Selain itu, pihaknya melihat adanya perkembangan penggunaan transportasi udara di Asia Tenggara dan dalam negeri.
“Kami melihat dua hal tersebut merupakan peluang yang baik di Indonesia untuk ambil bagian,” katanya kepada Bisnis.
Gordon menyatakan bahwa tidak menutup kemungkinan untuk menjadikan Indonesia sebagai hub-ekspor ban pesawat terbang perseroan. Pasalnya, pabrikan di Inggris telah mencapai kapasitas optimum, sementara pasar ban pesawat terbang terus tumbuh.
“Jadi, kami butuh menambah kapasitas produksi global.”
Gordon menyatakan pabrikan vulkanisir ban pesawat terbang tersebut akan memiliki kapasitas untuk melayani seluruh ban pesawat terbang yang ada di dalam negeri. Setelah tahap pertama rampung, lanjutnya, pihaknya akan mulai melakukan ekspansi.