Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah harus bersiap menghadapi potensi kenaikan harga bawang putih akibat disetopnya impor komoditas tersebut dari China terkait virus corona.
Dewan Pembina Perhimpunan Ekonom Pertanian Indonesia (Perhepi) Bayu Krisnamurthi mengatakan hingga saat ini, pengembangan produksi bawang putih masih terbatas.
"Sampai saat ini, impor masih lebih dari 90 persen. Sulit mengharapkan produksi dalam negeri bisa menggantikan impor saat ini," ujarnya, Selasa (4/2/2020).
Produksi China juga sudah terlanjur jauh lebih tinggi dibandingkan negara lain sehingga tidak ada negara yang mampu menggantikan Negeri Panda dalam rangka memenuhi kebutuhan impor bawang putih Indonesia.
Bayu menerangkan produksi bawang putih China bisa lebih dari 20 juta ton dengan produktivitasnya 2,5 ton per hektare (ha). Menyusul di bawah China yakni India, yang hanya mampu memproduksi 1,5 juta ton dengan produktivitas hanya 0,5 ton per ha.
"Negara-negara lain produksinya tidak ada yang di atas 400.000 ton, produktivitasnya juga hanya 0,5 ton per ha atau di bawahnya," tuturnya.
Oleh karena itu, Perhepi menilai sangat rumit bagi Indonesia untuk mencari pengganti China dalam rangka memenuhi kebutuhan bawang putih domestik.
Tidak Impor Bawang Putih dari China, Siap-Siap Harga Naik
Hingga kini, China masih menjadi negara produsen bawang putih terbesar dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Muhamad Wildan
Editor : Annisa Margrit
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
7 jam yang lalu