Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merapiku, Merapi yang Tak Pernah Ingkar Janji

Tulisan empat seri tentang Gunung Merapi
 Gunung Merapi menyemburkan awan panas terlihat dari Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (2/3/2019). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi menyatakan pada Sabtu 2 Maret 2019, Gunung Merapi tercatat mengeluarkan sembilan kali awan panas dengan jarak luncur maksimum dua km ke arah Kali Gendol./Antara
Gunung Merapi menyemburkan awan panas terlihat dari Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (2/3/2019). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi menyatakan pada Sabtu 2 Maret 2019, Gunung Merapi tercatat mengeluarkan sembilan kali awan panas dengan jarak luncur maksimum dua km ke arah Kali Gendol./Antara

Staf pengajar Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB Mirzam Abdurrachman menjelaskan, dalam gunung api ada yang disebut sebagai Volcanic Explosivity Index (VEI).

VEI memiliki rentang nilai dari 0-8. Semua gunung api yang memiliki rentang nilai tersebut ada di Indonesia, sementara dengan rekor tertinggi atau skala 8 dimiliki oleh Toba.

“Merapi ini memiliki nilai VEI-3, artinya berada di posisi tengah atau termasuk gunung eksplosif, yang terjadi kemarin adalah letusan eksplosif yang merupakan tipikal dari letusan Gunung Merapi” ujarnya dalam keterangan pers yang dikutip dari situs resmi ITB, Kamis (5/3/2020).

VEI berfungsi untuk mengukur derajat suatu letusan gunung api. Menurutnya, cara menghitungnya cukup sederhana yaitu berapa volume yang dikeluarkan atau secara visual bisa diamati dengan melihat berapa tinggi kolom erupsinya.

"Melalui kejadian erupsi Gunung Merapi, masyarakat sebetulnya bisa mengetahui berdasarkan data yang ada bahwa ketinggian kolom 6.000 meter itu berada dalam skala VEI-3," ujarnya.

Dia menambahkan, interval waktu letusan gunung yang berada dalam VEI-3 adalah biasanya erupsi tiga kali per tahun. Jika membandingkan dengan letusan Gunung Merapi pada 2018, sebelumnya gunung tersebut erupsi dengan ketinggian kolom yaitu 5.500 meter.

Jika melihat sekilas, tentu ada peningkatan energi dengan tahun 2020. Mirzam menambahkan, peningkatan tersebut bisa diartikan 2 hal, menunjukkan bahwa Gunung Merapi aktivitasnya akan berangsur naik, atau sebaliknya berangsur turun.

Untuk mengatahui ini, pemantauan secara komprehensif beberapa parameter seperti seismisitas, perubahan ukuran tubuh gunung api, pendeteksian jenis gas yang dilepaskan dan juga perubahan temperatur akan memberikan jawaban yang lebih pasti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper