Bisnis.com, JAKARTA - MarkPlus, Inc melaporkan pasca pandemic Covid-19 terjadi perubahan gaya hidup di masyarakat yang akhirnya mengubah pola konsumsi.
Associate Client Success Team MarkPlus, Inc. Chrestella Carissa memaparkan, sejak terjadinya pandemi corona dilaporkan 46.8 persen responden memilih untuk memasak sendiri makanan yang akan dikonsumsi. Meski memasak sendiri, dilaporkan 27.9 persen responden masih mengkonsumsi makanan cepat saji seperti mie instan, frozen food, dan makanan kaleng. Peningkatan konsumsi multivitamin dan penggunaan handsanitizer juga meningkat bahkan hingga dua kali lipat.
“Masyarakat lebih banyak mengkonsumsi multivitamin, meningkat dari 35.1 persen menjadi 58.6 persen setelah Covid-19 mewabah di Indonesia. Namun, 47.7 persen responden mengaku sulit menemukan produk kesehatan saat ini,” papar Chrestella dalam keteranagan tertulis, Selasa (19/5/2020).
Disebutkan, terbatasnya pasokan barang tertentu juga telah membuat masyarakat mencari alternatif produk sejenis. Ini membuat loyalitas customer terhadap suatu brand menurun hingga 75.7 persen untuk produk makanan dan minuman, 79.3 persen untuk produk kesehatan, dan 93.7 persen pada produk higienitas.
Masyarakat tidak akan ragu untuk beralih kepada merek lain jika tidak menemukannya di pasar. Selain itu, faktor harga yang murah juga masih menjadi pertimbangan dalam membeli produk FMCG.
“Customer lebih peduli pada ketersediaan produk karena customer akan mencari alternatif produk lain apabila merek yang mereka inginkan tidak tersedia di pasaran, apalagi dengan adanya pembatasan aktivitas di luar rumah,” ujarnya.
Baca Juga
Selain faktor ketersediaan, produk harus relevan dengan kondisi saat ini dimana ada perubahan kebiasaan customer sebelum dan setelah pandemi mewabah di Indonesia. Kemudahan dalam mendapatkan produk makanan dan kesehatan membuat masyarakat memilih melakukan transaksi secara online dengan delivery service sehingga hal tersebut bisa menjadi peluang bagi pebisnis di sektor FMCG untuk meningkatkan teknologi digital.