Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan AS Scott Bessent memproyeksikan penerimaan dari kebijakan tarif impor di bawah Presiden Donald Trump bakal melonjak signifikan dan diprioritaskan untuk melunasi utang federal.
Dalam wawancara dengan CNBC “Squawk Box”, Bessent menyatakan proyeksi penerimaan tarif sebelumnya sebesar US$300 miliar kemungkinan besar akan direvisi naik, meski ia menolak menyebutkan angka spesifik.
“Saya sudah mengatakan penerimaan tarif bisa mencapai US$300 miliar tahun ini. Saya harus merevisinya jauh lebih tinggi,” ujarnya dikutip dari Reuters, Rabu (20/8/2025).
Bessent mengatakan, pemerintah AS akan menurunkan rasio defisit terhadap PDB, mulai melunasi utang. Kemudian, pada titik tertentu hal itu dapat dikembalikan sebagai offset bagi rakyat AS.
Bessent menegaskan dirinya belum berdiskusi dengan Trump soal kemungkinan menjadikan dana tarif sebagai dividen bagi masyarakat, tetapi menekankan bahwa keduanya sama-sama sangat fokus pada pelunasan utang.
Dia optimistis perekonomian AS dapat kembali ke era pertumbuhan baik dengan inflasi rendah seperti pada 1990-an. Namun, dia menyoroti tingginya suku bunga sebagai biang masalah bagi sejumlah sektor, terutama perumahan dan rumah tangga berpenghasilan rendah dengan beban utang kartu kredit tinggi.
Baca Juga
Menurut Bessent, pemangkasan suku bunga acuan The Federal Reserve — yang terus didesak Trump — dapat memicu peningkatan pembangunan rumah dan membantu menahan laju harga dalam satu hingga dua tahun ke depan.
Bessent sebelumnya menilai pemangkasan 50 basis poin justru lebih layak dilakukan.
Biro Sensus AS pada Selasa melaporkan adanya sedikit kenaikan pada pembangunan rumah keluarga tunggal baru serta izin pembangunan untuk Juli, meski suku bunga hipotek yang tinggi dan ketidakpastian ekonomi masih membebani pasar properti.
Tarif impor luas yang diberlakukan Trump sejauh ini membuat The Fed menahan diri dari pemangkasan suku bunga tahun ini. Sebagian besar pembuat kebijakan bank sentral enggan melonggarkan biaya pinjaman sebelum yakin bahwa beban tarif tidak akan kembali memicu inflasi, yang hingga kini belum kembali ke target 2%.
Namun, tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja baru-baru ini membuat investor semakin yakin bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan pertengahan September. Ekspektasi itu juga mendorong turunnya tingkat hipotek dalam beberapa pekan terakhir.