Bisnis.com, JAKARTA - Cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Mei 2020 tercatat meningkat hingga US$130,5 miliar dari posisi April 2020 sebesar US$127,9 miliar.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan kenaikan cadangan devisa menunjukkan ketidakpastian ekonomi global akibat pandemi virus Corona (Covid-19), sudah menurun, meskipun tetap ada.
"Pandemi Covid-19 masih akan meninggalkan beberapa ketidakpastian di pasar keuangan dunia," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (8/6/2020).
Dia memperkirakan akan ada keterlambatan masuknya investasi asing (foreign direct investment) karena rusaknya mata rantai global (global supply chain).
Lebih lanjut, wabah virus Corona juga membuat impor cenderung melambat dibandingkan ekspor karena penghentian produksi. Apalagi, kata Andry, sekitar 90 persen dari total impor Indonesia merupakan bahan baku dan barang modal.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai impor Indonesia pada April 2020 mencapai US$850 juta atau turun 46,83 persen dibandingkan Maret 2020 (mtm) dan mengalami kontraksi lebih dalam atau turun 61,78 persen dibandingkan April 2019 (yoy).
Baca Juga
"Capaian impor dapat menyusutkan defisit transaksi berjalan [current account deficit/CAD], tetapi mendukung cadangan devisa Indonesia pada 2020." imbuhnya.
Dia memperkirakan defisit transaksi berjalan hingga akhir 2020 akan menyempit menjadi 1,81 persen dari PDB atau turun dibandingkan realisasi tahun lalu (yoy), yaitu 2,72 persen.