1. Bangkrutnya Universitas, Biarkan Pandemi Covid-19 Jadi Seleksi Alam
Saya sempat tertegun ketika membaca artikel di USA Today edisi akhir Maret 2020. Artikel itu melaporkan bahwa mestinya di kampus-kampus kecil di Amerika Serikat (AS) sudah penuh dengan mahasiswa. Kenyataannya tidak begitu. Kampus-kampus di sana nyaris kosong. Sepi.
Mereka tak mampu memikat siswa-siswa lulusan SLTA untuk kuliah. Bahkan, mereka yang sudah terdaftar sebagai mahasiswa pun tak datang lagi ke kampus. Di AS, kampus dianggap kecil ketika jumlah mahasiswanya tak sampai 5.000 orang.
Baca berita selengkapnya di sini.
2. Mulai Beroperasi, 90 Persen Penyewa di Plaza Blok M Buka Toko
Pada hari pertama pembukaan pusat perbelanjaan di Jakarta, seitar 90 persen penyewa gerai di Plaza Blok, Jakarta Selatan, telah membuka kembali tokonya.
Tenant Relation Plaza Blok M Natalia S. mengatakan ada sekitar 300 penyewa (tenant) di Plaza Blok M. Penyewa dan karyawan toko antusias melayani masyarakat yang datang setelah hampir tiga bulan ditutup akibat pandemi Covid-19.
Baca berita selengkapnya di sini.
3. Prospek Investasi dan Industri Makin Suram, Ini Indikatornya
Penurunan impor barang modal dan bahan baku penolong hingga Mei 2020 menjadi sinyal negatif bagi pertumbuhan investasi dan industri domestik.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan impor bahan baku penolong Januari - Mei 2020 terkontraksi hingga minus 15,28 persen year on year atau dari US$53,3 miliar pada Januari - Mei 2019 menjadi US$45,16 miliar.
Baca berita selengkapnya di sini.
4. BPS: Impor Babak Belur, Neraca Dagang Mei Surplus
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Mei 2020 mencatatkan surplus US$2,09 miliar, sementara sepanjang Januari-Mei 2020 neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus US$4,31 miliar
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus pada Mei ini kurang menggembirakan lantaran disebabkan oleh impor yang anjlok lebih dalam dibandingkan ekspor.
Baca berita selengkapnya di sini.
5. Ongkos Rapid Test Lebih Mahal Ketimbang Harga Tiket, Pengusaha Bus Teriak
Para pengusaha bus mengungkapkan dokumen keterangan bebas Covid-19 melalui rapid test atau PCR test menjadi kendala bagi calon penumpang untuk dapat bepergian. Pasalnya, tak jarang biaya tes lebih mahal dari tiket bus.
Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan menuturkan pihaknya masih memiliki permasalahan untuk melayani penumpang pascakapasitas maksimal penumpang angkutan umum ditingkatkan menjadib 70 persen oleh pemerintah.
Baca berita selengkapnya di sini.