Bisnis.com, JAKARTA - PT Phapros Tbk, anak usaha dari PT Kimia Farma Tbk, menyalurkan dana kemitraan senilai Rp1,9 miliar salah satunya tersalurkan ke pengusaha minuman sirup parijoto yang meraup omzet sampai Rp150 juta per bulan selama masa pandemi ini.
Pharpros memberikan dukungan modal kerja kepada pengusaha UMKM sebagai bagian dari pelaksanaan Program Kemitraan. Pada tahun ini, perseroan mengalokasikan dana Program Kemitraan sebesar Rp1,9 miliar.
Corporate Secretary PT Phapros Tbk Zahmilia Akbar mengatakan dana kemitraan merupakan dana bergulir yang diperuntukkan bagi pengembangan UMKM yang juga merupakan skakeholder perusahaan.
“Selama ini dana program kemitraan masuk kategori lancar. Artinya, mitra binaan yang mendapatkan dana ini mampu mengembangkan bisnis dengan tetap memenuhi kewajiban pembayaran cicilan tepat waktu. Kami juga menyalurkan dana Bina Lingkungan senilai Rp1,6 miliar,” kata Akbar dalam siaran pers, Selasa (7/7/2020).
Dia menambahkan salah satu pengusaha UMKM yang berhasil melalui fase krisis saat pandemi Covid-19 adalah Triyanto, seorang warga Kudus yang juga merupakan mitra binaan Phapros, pengusaha sirup parijoto atau medinilla speciosa.
Sementara itu, Triyanto menjelaskan pengelolaan buah parijoto ini mulai dilakoninya sejak 2015 hanya dengan memanfaatkan peluang yang ada. Di Gunung Muria, Kudus, Jawa Tengah, tempatnya tinggal buah ini sangat banyak.
Baca Juga
"Karena rasanya yang kurang enak jika dimakan langsung, saya kemudian mulai mengolahnya menjadi sirup pada 2015 dan dijual dalam skala kecil,” ujarnya.
Pihaknya menggunakan strategi pemasaran daring media sosial dan membentuk agen– agen resmi di beberapa wilayah Indonesia untuk mengenalkan produknya. Pameran dijadikan kesempatan untuk menambah agen atau reseller baru.
Triyanto tak memungkiri, bahwa kandungan flavonoid, tanin, dan saponin yang merupakan antioksidan dan bisa mencegah kanker menjadi daya tarik konsumen membeli produknya. Di saat banyak UMKM lain gulung tikar, Triyanto justru bisa mendulang rupiah dari hasil penjualan sirup parijotonya.
“Per bulan biasanya saya bisa menghasilkan Rp50 juta Pada saat pandemi, usaha ini mengalami lonjakan permintaan hingga penghasilan per bulan meningkat sampai Rp150 juta,” katanya.
Kini, usahanya berkembang pesat dan telah memiliki diversifikasi produk yakni teh celup dan teh tubruk parijoto. Triyanto juga memiliki lahan baru di seberang rumahnya, buah hasil dari kegigihannya menjalani usaha di tengah pandemi.