Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II berambisi menjadi operator bandara nomor satu di Asia Tenggara pada 2024. Visi ini dicapai melalui perluasan ke bidang pariwisata.
Presiden Direktur AP II Muhammad Awaluddin mengatakan program Strategic Transformation AP II terdiri dari dua tahap yakni Transformation 1.0 (2016 – 2020) yang fokus pada pembangunan budaya perusahaan dan dasar digitalisasi.
Tahap kedua, Transformation 2.0 (2020 – 2024) yang mengambil tema The Great SHIFT 2024, fokus membuat perusahaan semakin adaptif terhadap global megatrends.
"Pada akhir 2024, AP II akan mencapai visi menjadi operator bandara nomor satu di Asean," ujarnya, Minggu (13/12/2020).
AP II, terangnya, mencapai visi itu dengan optimalisasi bisnis melalui sejumlah portofolio bisnis baru, termasuk memperluas pasar ke bidang pariwisata dan hospitality.
“Secara berkelanjutan kami menganalisis global megatrends, dan sejalan dengan itu kami mewujudkan bandara sebagai tempat di mana para pemangku kepentingan, berbagai pelanggan, pihak atau instansi bertemu dan berinteraksi untuk melakukan transaksi ekonomi secara pendekatan ekosistem, bukan sekedar bandara yang hanya menjadi tempat untuk naik dan turun pesawat," ungkapnya.
Baca Juga
Menurutnya, pelanggan memerlukan layanan dan produk yang dapat mengakomodir kebutuhan lain untuk kenyamanan dan pariwisata.
"AP II optimistis dapat membangun bandara nyaman bagi pelanggan kami, dilengkapi dengan berbagai produk dan jasa yang sesuai,” jelasnya.
Melalui program Transformation Flagship, AP II juga mengembangkan infrastruktur & teknologi untuk menciptakan peran bandara sebagai suatu hub terintegrasi tempat bertemunya para pelaku usaha dan pelanggan dengan berbasis ecosystem-based operation dalam lima tahun mendatang.
Di sisi pelayanan, perseroan akan memiliki teknologi yang dapat mewujudkan travel ecosystem. Teknologi tersebut dapat mengkoordinasikan seluruh sistem dan titik layanan [touch points] pelanggan. Ini membutuhkan peran Aplikasi Indonesia Airports yang dimiliki AP II.
Impelementasi dari teknologi itu, misalnya jika konsumen mengalami penundaan penerbangan maka otomatif reservasi hotel menyesuaikan.