Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral Myanmar membatasi penarikan tunai dari bank dan anjungan tunai mandiri sebulan setelah kudeta militer negara itu.
Menurut arahan yang ditandatangani oleh Deputi Gubernur bank sentral Than Than Swe, setiap warga tidak akan diizinkan untuk menarik lebih dari 2 juta kyat (US$1.406) dari rekening bank mereka mulai hari ini, sementara bisnis akan diizinkan untuk menarik hingga 20 juta kyat seminggu.
Langkah tersebut bertujuan untuk memfasilitasi transisi ke ekonomi digital dengan mengurangi penggunaan uang tunai di antara lembaga pemerintah dan publik, kata surat tertanggal 1 Maret itu.
“Bank perlu memprioritaskan pembayaran elektronik dan transfer elektronik untuk meningkatkan pengelolaan kas bank dan lembaga keuangan nonbank,” kata pernyataan itu, dilansir Bloomberg, Senin (1/3/2021).
Penarikan tunai di ATM akan dibatasi hingga 500.000 kyat sehari, setengah dari batas harian sebelumnya sebesar 1 juta kyat.
May Toe Win, direktur jenderal departemen manajemen valuta asing Bank Sentral Myanmar, Minggu malam mengonfirmasi bahwa surat yang dikirim ke semua bank di negara Asia Tenggara itu asli.
Baca Juga
Dengan pengecualian Bank Ekonomi Myanmar yang dikelola negara, sebagian besar bank telah menangguhkan operasi cabang setelah kerusuhan yang dipicu oleh kudeta 1 Februari.