Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada! Bank Sentral China Peringatkan Risiko Gelembung Properti

Gelembung di pasar properti China tetap relatif besar, dengan banyak orang membeli rumah untuk tujuan investasi atau spekulatif, yang sangat berbahaya.
Apartemen di China./.Bloomberg
Apartemen di China./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Regulator perbankan terkemuka China mengaku khawatir tentang banyak risiko termasuk gelembung properti, arus masuk modal asing yang cepat, dan peningkatan pasar global.

Dilansir Bloomberg, Selasa (2/3/2021), Deputi Gubernur Bank Rakyat China (PBOC) Guo Shuqing mengatakan dirinya sangat khawatir bahwa gelembung di pasar keuangan Amerika Serikat dan Eropa dapat meledak karena ekonomi mereka masih berjuang di bawah beban pandemi virus Corona.

Guo yang juga Ketua Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi China mengatakan dalam sebuah pengarahan di Beijing hari ini bahwa reli di sejumlah pasar itu menuju ke arah yang berlawanan dari ekonomi yang mendasarinya dan harus menghadapi koreksi, cepat atau lambat.

Dia mengatakan, regulator mengawasi arus masuk modal ke China, di mana ekonomi masih tumbuh dan suku bunga lebih tinggi, untuk mencegah gangguan, meskipun ukuran dan kecepatan arus masuk tersebut tetap terkendali saat ini.

Guo juga mengatakan gelembung di pasar properti China tetap relatif besar, dengan banyak orang membeli rumah untuk tujuan investasi atau spekulatif, yang sangat berbahaya.

Komentar dari Guo muncul di tengah perdebatan yang sedang berlangsung mengenai apakah aset berisiko diperpanjang setelah suntikan besar stimulus untuk melawan dampak pandemi. Trader juga tengah bersiap menghadapi tanggapan pejabat Federal Reserve yang dijadwalkan berbicara minggu ini, menanggapi keributan di pasar obligasi.

“Ada banyak ketidakpastian, banyak risiko yang dibangun, itulah mengapa Anda melihat sedikit kegugupan. Penarik positif untuk pasar masih akan menjadi pemulihan ekonomi global," kata Direktur Penelitian Ekuitas Asia Morningstar Lorraine Tan.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan kasus global meningkat untuk pertama kalinya dalam hampir dua bulan dalam seminggu terakhir, mengutip negara-negara yang melonggarkan pembatasan, orang-orang lengah dan varian menyebar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper