Bisnis.com, JAKARTA — PT East West Seed Indonesia (Ewindo) produsen benih sayuran Cap Panah Merah bergerak cepat pasca-penandatanganan nota kesepahaman Pengembangan Agroindustri Hortikultura yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan yang melibatkan pemerintah daerah, pelaku usaha, dan perbankan.
Ewindo telah menyiapkan teknologi, tenaga pendamping petani, dan varietas unggul berkualitas yang siap dikembangkan dan dibudidayakan petani.
“Kami bersama-sama dengan Direktorat Jenderal Hortikultura siap membina dan mendampingi petani di food estate yang diinisiasi awal sudah disiapkan di Temanggung sebagai pilot project. Jadi, petani kami ajak memproduksi benih unggul berkualitas yang hasil benihnya akan diserap oleh Ewindo sehingga petani akan mendapatkan banyak manfaat,” ujar Managing Director Ewindo Glenn Pardede melalui siaran pers, Minggu (5/9/2021).
Varietas unggul berkualitas tinggi yang telah disiapkan Ewindo antara lain adalah cabai rawit dengan alokasi target produksi benih di proyek percontohan adalah 500 kg dan lahan lebih kurang 2 hektare dengan rencana pengembangan 15 hektare.
Varietas tersebut adalah hasil penelitian dan pengembangan yang menggunakan teknologi tinggi yang dilakukan oleh para pemulia tanaman Ewindo.
Terkait dengan tenaga pendamping petani, Ewindo telah menyiapkan tim yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang budi daya tanaman.
Baca Juga
Para pendamping petani ini rata-rata telah memiliki pengalaman selama belasan tahun di lapangan dan akan selalu mendampingi petani mulai dari pengolahan lahan, penyiapan benih, pemeliharaan tanaman, teknologi pascapanen, hingga hasil panen diserap oleh Ewindo.
“Petani akan didampingi sejak awal budi daya hingga pascapanen sehingga produknya dapat diserap oleh Ewindo dengan harga yang terbaik. Kami optimistis melalui strategi ini petani akan semakin meningkat kesejahteraannya,” kata Glenn.
Sebelumnya, pada Kamis (26/8/2021), Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto dan Ewind yang diwakili oleh Glenn Pardede telah menandatangani nota kesepahaman Pengembangan Agroindustri Hortikultura yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan.
Nota kesepahaman ini melibatkan pemerintah daerah yaitu Pemkab Garut, Temanggung, Wonosobo, serta Bantul. Terkait dengan kebutuhan pembiayaan, pemerintah juga menggandeng pihak perbankan yakni Bank Jabar dan Banten (BJB).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam sambutan virtual saat menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman ini menyebutkan bahwa upaya ini adalah bentuk tanggung jawab akseleratif untuk harmonisasi sinergi lintas sektoral guna mengamankan pangan selama masa pandemi Covid 19.
Mentan juga menyebutkan bahwa pertanian harus dibangun dengan integritas penuh berbasis kecerdasan artifisial melibatkan ilmuwan dan para pakar.
Pertanian dewasa ini, menurutnya, tidak lagi terfokus pada produktivitas. Wujud nyata dari nota kesepahaman ini adalah tercapainya kepastian produksi hortikultura yang berkualitas. Ketika produksi tercapai, petani tidak bingung untuk mencari pasar dikarenakan sudah ada pembelier yang siap menerima hasil.