Bisnis.com, JAKARTA — Center of Reform on Economics atau Core Indonesia menilai bahwa pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM pada Agustus dan September 2021 memengaruhi geliat perekonomian.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah Redjalam kepada Bisnis, merespons proyeksi Bank Indonesia (BI) bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal III/2021 dapat menyentuh 5 persen (year-on-year/yoy).
Menurut Piter, kinerja perekonomian pada kuartal III/2021 berjalan cukup baik dengan adanya pelonggaran PPKM, seiring terjadinya penurunan kasus Covid-19. Hal tersebut dinilai membuat masyarakat dapat beraktivitas lebih baik sehingga roda ekonomi berputar lebih cepat.
"Pelonggaran PPKM pada Agustus dan September memberi ruang gerak kepada ekonomi untuk berjalan kembali. Berbagai indikator menunjukkan perbaikan, salah satunya penjualan kendaraan bermotor yang bahkan sudah di level sebelum pandemi," ujar Piter kepada Bisnis, Selasa (21/9/2021) malam.
Dia menilai bahwa konsumsi sudah kembali ke momentuk pemulihan. Tumbuhnya penjualan kendaraan bermotor menjadi salah satu indikator kuat untuk menggambarkan tren tersebut.
Geliat perekonomian yang terjadi dalam dua bulan terakhir membuat Core optimistis bahwa kinerja ekonomi kuartal III/2021 akan cukup moncer. Piter pun memberikan proyeksi yang hampir sama dengan BI.
Baca Juga
"Saya perkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III/2021 akan berada di kisaran 4 persen–5 persen," ujar Piter.
Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, meski terjadi perlambatan pada awal kuartal III/2021, ekonomi domestik pada Agustus 2021 telah kembali menunjukkan tren pemulihan, seiring membaiknya mobilitas masyarakat. Hal tersebut membuat proyeksi ekonomi kuartal III/2021 positif.
“Di triwulan III ini, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5 persen (yoy) dan di triwulan IV sebesar 4,5 persen,” ujar Perry dalam konferensi pers virtual, Selasa (21/9/2021).
Menurutnya, perbaikan tercermin dari kinerja berbagai indikator dini, seperti penjualan eceran, ekspektasi konsumen, PMI Manufaktur, serta transaksi pembayaran melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan real time gross settlement (RTGS) yang kembali meningkat.
“Di sisi eksternal, kinerja ekspor terus meningkat didukung oleh tetap kuatnya permintaan mitra dagang utama,” jelasnya.