Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi 2022 Diyakini Terjaga pada Kisaran 2-4 Persen, Ini 4 Pertimbangan BI

Bank Indonesia (BI) melihat tingkat inflasi tahun ini akan tetap terkendali dengan empat pertimbangan.
Pedagang menata barang dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata barang dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis tingkat inflasi pada tahun ini akan terjaga pada kisaran sasaran target 2 hingga 4 persen.

BI memandang, inflasi secara tahunan pada Januari 2022 yang mencapai 2,18 persen atau 0,56 persen secara bulanan masih rendah.

Perry mengatakan, tingkat inflasi tahun ini akan tetap terkendali dengan empat pertimbangan. Pertama, menurut BI, kenaikan permintaan yang terjadi pada 2022 masih dapat dipenuhi dari kapasitas produksi nasional.

“Karenanya tekanan inflasi secara fundamental yang dilihat dari inflasi inti masih akan tetap rendah,” katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (10/2/2022).

Kedua, Perry menyampaikan bahwa ekspektasi inflasi masih tetap terjaga meski mengalami peningkatan akhir-akhir ini.

“Tapi tingkatannya masih rendah dan komunikasi BI terus dilakukan ke masyarakat dan ekonom bahwa inflasi tahun ini masih rendah,” jelas Perry.

Ketiga, imbuhnya, nilai tukar rupiah diperkirakan akan terjaga stabil. Meski terjadi kenaikan harga di tingkat internasional, BI yakin peningkatan tersebut tidak akan ditransmisikan ke dalam negeri dikarenakan nilai tukar rupiah yang stabil.

Keempat, yaitu koordinasi yang kuat antara pemerintah dan BI, juga pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam memastikan harga tetap stabil, terutama harga komoditas pangan.

Oleh karena itu, tingkat inflasi yang tetap rendah, kata Perry akan menjadi dasar BI dalam merumuskan kebijakan suku bunga.

Dia menegaskan, BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuan yang rendah, pada level 3,5 persen, hingga ada tanda-tanda kenaikan inflasi secara fundamental.

“Prediksi kami akan terjadi di 2023 dan untuk itu kami akan mengkaji kembali stance kebijakan moneter, khususnya suku bunga pada kuartal III tahun ini,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper