Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menilik Sejarah Rute Kereta Api Stasiun Garut-Cibatu

9 Februari 1983 menjadi tanggal terakhir KA Cibatu-Garut melayani penumpang menuju dan dari Garut.
Stasiun Garut - Bisnis/Dea Andriyawan
Stasiun Garut - Bisnis/Dea Andriyawan

Bisnis.com, JAKARTA – Dalam waktu dekat Kementerian Perhubungan akan segera membuka kembali jalur kereta api lintas Cibatu - Garut.

Adapun, sejauh ini Kemenhub telah melakukan tahap ujicoba sebelum secara resmi membuka rute legendaris di Jawa Barat tersebut. Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri mengatakan kegiatan uji coba prasarana oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI pada Jumat (11/2/2022).

Sebagai catatan, rute kereta api Stasiun Garut-Cibatu telah ‘tertidur’ selama hampir empat dekade.

Bisnis mencatat, 9 Februari 1983 menjadi tanggal terakhir KA Cibatu-Garut melayani penumpang menuju dan dari Garut.

Kala itu, tren moda transportasi pribadi dan angkutan umum lain selain kereta api tengah melejit. Hal itu membuat penumpang beralih menggunakan moda transportasi darat lain seperti mobil, bus, dan truk. Sepinya penumpang yang menggunakan moda kereta api Cibatu-Garut, menjadi salah satu penanda dihentikannya layanan di rute tersebut.

Semasa beroperasi, lintas Cibatu-Garut dengan panjang 19 kilometer membutuhkan waktu tempuh sekitar 50 menit di mana setiap empat kilometer terdapat stasiun sebagai pemberhentian.

Pada 1926 tercatat enam kali perjalanan kereta api Cibatu-Garut, begitu pula arah sebaliknya.

Sebagai penarik kereta digunakan lokomotif “Si Gombar”, legenda lokomotif Garut yang sangat perkasa menghela rangkaian kereta api.

Dikutip dari laman kai.id, Priangan sendiri dijuluki Europa in de Tropen. Sejak zaman kolonial Belanda Priangan sudah terkenal akan keindahan dan eksotisme alamnya. Wilayah di Priangan yang dimaksud antara lain Bandung, Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya, dan Garut.

Karesidenan Priangan mendapatkan banyak julukan seperti Europa in de Tropen, Parijs van Java, Geneve van Java, Montpeiler of Java, dan Switzerland van Java. Bahkan seorang Belanda yang sempat tinggal di Priangan, M.A.W. Brouwer mengatakan bahwa “Bumi Pasundan diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum”.

Adapun, rute kereta api Cibatu-Garut pada masa kolonial terbilang sangat penting. Pasalnya, rute tersebut merupakan salah satu penyambung aksesbilitas di wilayah Jawa Barat


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper