Bisnis.com, JAKARTA - Proyek pengembangan 9 unit Bus Listrik Merah Putih (BLMP) yang akan digunakan pada pelaksanaan KTT G20 2022 diperkirakan membutuhkan biaya hingga Rp45 miliar.
Ketua Percepatan BLMP Edi Winarno mengatakan proyek tersebut melibatkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan PT Industri Kereta Api (Inka).
"Diperlukan biaya sebesar Rp45 miliar untuk pengembangan dan pembuatan sembilan bus listrik tersebut. Biaya tersebut dibebankan pada INKA dan Kemendikbudristek,” katanya di sela penandatanganan kerja sama pengembangan kendaraan listrik, Selasa (2/3/2022).
Dia menuturkan kerja sama pengembangan bus listrik tersebut melibatkan Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Airlangga, dan ISI Denpasar.
Kerja sama tersebut, di antaranya dalam pembuatan komponen bus listrik mulai dari Smart Main Indicator Dispaly, Body, maupun Monocoque Chasis, Electric Powertrain , pembuatan stasiun pengisian ulang baterai, dan baterai.
PT Inka, lanjutnya, akan bertanggung jawab untuk pembiayaan sembilan platform bus listrik, tenaga insinyur dan teknisi, penyediaan pelatihan, biaya sertifikasi bus listrik untuk KTT G20, dan investasi untuk pengembangan bisnis pasca-KTT G20.
Sementara itu, Kemendikbudristek bertanggung jawab untuk pengembangan komponen kunci bus listrik, pembuatan atau pengadaan komponen kunci bus listrik dan integrasi, dan tuning semua komponen kunci dalam platform bus.
“Kami menargetkan sembilan BLMP tersebut dapat digunakan pada pelaksanaan KTT G20,” ujarnya.