Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan nilai pasar dari penerapan program mandatori pencampuran biodiesel 30 persen atau B30 pada 2021 mencapai lebih dari US$ 4 miliar atau lebih dari Rp 57 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per US$).
Arifin menyebutkan hal tersebut menandakan keberhasilan Indonesia dalam menerapkan pemanfaatan biodiesel, khususnya B30 sejak 2020 lalu.
"Penerapan biodiesel telah berhasil dan membuat Indonesia menjadi pencetus dalam pemanfaatan biodiesel, dengan diberlakukannya program B30 sejak 2020. Nilai pasar dari penerapan B30 di 2021 telah mencapai lebih dari US$ 4 miliar dan berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 25 juta CO2e," jelasnya saat memberikan sambutan dalam acara "3rd Palm Biodiesel Conference," Kamis (24/03/2022).
Dia mengatakan, program biodiesel B30 ini tak terlepas dari cadangan minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/ CPO) yang ada di dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk meningkatkan pemanfaatan CPO di dalam negeri melalui peningkatan secara bertahap persentase pencampuran biodiesel pada solar.
Seperti diketahui, Indonesia kali pertama menerapkan program biodiesel pada 2006 dengan mencampurkan biodiesel sebesar 2,5 persen pada solar (diesel fuel).
Nilai Pasar B30 Bisa Capai Rp57 Triliun
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan nilai pasar dari penerapan program mandatori pencampuran biodiesel 30 persen atau B30 pada 2021 mencapai lebih dari US$ 4 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Faustina Prima Martha
Editor : Kahfi
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
4 jam yang lalu