Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Mudik Lebaran, Penjualan Air Mineral Bisa Tumbuh Dua Digit

Industri air minum kemasan diproyeksi tumbuh 5 persen pada tahun ini. Musim mudik dan Lebaran menjadi salah satu penyangga pertumbuhan.
Air Minum Dalam Kemasan atau AMDK/Ilustrasi
Air Minum Dalam Kemasan atau AMDK/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Industri air minum dalam kemasan (AMDK) menantikan momentum Lebaran tahun ini untuk mendongkrak kinerja penjualan dan produksi.

Ketua Umum Asosiasi Industri Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) Rachmat Hidayat mengatakan pertumbuhan permintaan saat Ramadan dan Lebaran bisa tumbuh dua digit hingga 15 persen secara bulanan. Terlebih, pemerintah juga sudah mengizinkan masyarakat untuk mudik dengan sejumlah protokol.

Pertumbuhan itu menjadi penggerak utama capaian sepanjang tahun. Adapun secara tahunan, Rachmat membidik pertumbuhan 5 persen untuk 2022 dengan kewaspadaan pandemi yang belum sepenuhnya mereda.

"Puasa sampai lebaran itu booster dari pertumbuhan. Katakanlah kami punya target pertumbuhan 5 persen. Harapannya antara bulan Ramadan sampai Lebaran ini, bisa tumbuh double digit dibanding bulan sebelumnya," kata Rachmat saat dihubungi, Selasa (12/4/2022).

Volume produksi tahun ini ditaksir mencapai 32,41 miliar liter, tumbuh 5 persen dari capaian tahun lalu sekitar 30,87 miliar liter. Air minum dalam galon guna ulang (GGU) menjadi kontributor terbesar yakni 70 persen, sedangkan sisanya dikontribusikan oleh produk air minum botol dan gelas.

Dengan proyeksi pertumbuhan tersebut, utilitas kapasitas produksi diperkirakan bisa konsisten di angka 80 persen.

Sementara itu terkait tekanan lonjakan harga bahan baku, kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11 persen, dan kenaikan harga BBM, Rachmat mengatakan industriawan sangat berhati-hati untuk menaikkan harga. Sejauh ini tekanan-tekanan tersebut berupaya diredam dengan berbagai efisiensi.

"Kami saat ini memang melakukan berbagai hal, termasuk menata ulang proses bisnis agar lebih optimum. Barulah kalau semua itu tetap belum menutup kenaikan biaya-biaya, tentu akan ada penyesuaian harga," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper