Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik akan mengumumkan data perdagangan Indonesia April 2022 pada 17 Mei 2022.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksi neraca dagang pada April 2022 mengalami surplus sebesar US$3,27 miliar dari bulan sebelumnya. Angka tersebut cenderung lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami surplus sebesar US$4,54 miliar.
Kinerja ekspor diperkirakan tumbuh 35,97 persen (year-on-year/yoy), sedangkan impor diperkirakan tumbuh 34,97 persen yoy.
"Penurunan surplus dipengaruhi oleh penurunan kinerja ekspor secara bulanan, mempertimbangkan penurunan rata-rata harga komoditas global seperti CPO -4,4 persen [month-to-month/mtm], batubara -5,58 persen mtm dan karet alam -2,25 persen mtm," kata Josua, Sabtu (14/5/2022).
Kemudian untuk volume ekspor batu bara, menurut Josua cenderung menurun mengingat volume ekspor batu bara pada Maret 2022 mencatatkan kenaikan yang signifikan dalam 5 tahun terakhir.
Jika dilihat dari kinerja PMI Manufaktur, mitra dagang utama juga menunjukkan penurunan seperti China, Eurozone serta secara keseluruhan indeks PMI Manufaktur global.
Baca Juga
Di lain sisi, Josua memperkirakan kinerja ekspor sebesar US$21,9 miliar dari bulan sebelumnya U$22,0 miliar dimana impor migas yang diperkirakan melandai setelah mengalami peningkatan bulanan pada Maret lalu. Sedangkan, impor non-migas diperkirakan akan meningkat, mempertimbangkan PMI manufaktur Indonesia pada April yang tercatat 51,9, meningkat dari 51,3 pada bulan sebelumnya.
Selanjutnya berdasarkan jenis penggunaan, impor barang konsumsi diproyeksi akan cenderung meningkat jelang Idulfitri, mengikuti pola yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.