Bisnis.com, JAKARTA – Pabrik mobil Tesla Inc milik Elon Musk yang berlokasi di Shanghai, China, masih mengalami gangguan produksi akibat lockdown yang sempat diberlakukan pada April 2022.
Mengutip Bloomberg, produsen mobil listrik asal Amerika Serikat tersebut mengalami masalah terkait logistik. Pasokan dan bahan baku masih terganggu karena sebagian besar wilayah di Shanghai masih dalam kondisi lockdown.
Menurut laporan, pabrik Tesla di China hanya mengirim sekitar 1.512 kendaraan. Jumlah ini mengalami penurunan 35,7 persen dari keseluruhan penjualan mobil di China, yang merupakan kemerosotan terbesar dalam dua tahun.
Salah satu masalah produksi disebabkan kekurangan wire harness yang dipasok oleh Aptiv Plc, yang terpaksa menghentikan pengiriman setelah karyawannya terinfeksi Covid-19. Pabrik tersebut memasok wire harness untuk Tesla dan General Motors Co.
Sebelumnya, pabrik Tesla di Shanghai mampu memproduksi tak kurang dari 2.100 mobil setiap harinya, sebelum mengalami gangguan logistik akibat lockdown.
Sejak lockdown, Tesla hanya bisa memproduksi 900 mobil per hari menurut Asosiasi Mobil Penumpang China.
Baca Juga
Lebih lanjut, pabrik Tesla yang berlokasi di negeri Panda tersebut juga menghentikan ekspor akibat produksi yang menurun.
Sebagai perbandingan, pada Maret 2022 Tesla mengirim 65.814 mobil listrik dari Shanghai ke negara lain di Asia dan Eropa, sedangkan pada Januari dan Februari mengekspor 36.900 EV.
Pendekatan tanpa toleransi terhadap virus Covid-19 yang diterapkan China terbukti mengganggu laju perekonomian.
Menurut laporan Kamar Dagang Amerika di China, kebijakan Covid Zero telah menyebabkan setidaknya 15 persen perusahaan AS yang beroperasi di Shanghai terpaksa menutup bisnisnya antara 29 April hingga 5 Mei 2022.
Sebanyak 60 persen responden mengaku kesulitan mendapat pasokan serta mengalami perlambatan produksi akibat kekurangan karyawan selama masa lockdown.