Bisnis.com, JAKARTA – Perjalanan bisnis di seluruh dunia diperkirakan baru akan pulih ke level sebelum pandemi sebesar US$1,4 triliun pada pertengahan tahun 2026 mendatang.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (16/8/2022), proyeksi ini disampaikan oleh Global Business Travel Association dalam survei Business Travel Index Outlook 2022 terbarunya. Hal ini dodorong oleh tekanan inflasi, perlambatan ekonomi, dan harga energi yang tinggi.
Sebelumnya, asosiasi perjalanan bisnis global tersebut memperkirakan nilai US$1,4 triliun dicapai pada akhir tahun 2024. Adapun laporan yang dirilis Senin (15/8) tersebut berdasarkan survei terhadap pengeluaran perjalanan bisnis di 73 negara dan 44 industri.
Upaya pulihnya nilai perjalanan bisnis ke level tahun 2019 tersebut diperlambat oleh gangguan rantai pasokan, kekurangan tenaga kerja, lockdown di China, dan efek perang Rusia – Ukraina.
Chief Executive Officer Global Business Travel Association Suzanne Neugang mengatakan faktor-faktor yang memengaruhi banyak industri di seluruh dunia juga diperkirakan akan berdampak pada pemulihan perjalanan bisnis global hingga tahun 2025.
“Prediksinya adalah adalah kita akan mendekati, tetapi kita tidak akan mencapai dan melampaui [pengeluaran pra-pandemi hingga 2026],” ungkap Suzanne seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga
Perjalanan bisnis global diperkirakan mencapai total US$933 miliar tahun ini, 65 persen dari level 2019. Adapun pada tahun 2023, nilai perjalanan bisnis diperkirakan tumbuh menjadi US$1,16 triliun, berkembang menjadi hampir US$1,4 triliun pada tahun 2025, dan mencapai US$1,47 triliun pada tahun 2026.
Amerika Utara dan Eropa Barat diperkirakan akan mengalami pemulihan paling tajam, masing-masing tumbuh menjadi US$363,7 miliar dan US$323,9 miliar, pada tahun 2026.