Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Medco Ungkap Ketertarikannya di Blok Masela

Kementerian ESDM mendorong inisiatif sejumlah perusahaan migas domestik untuk ikut bergabung ke dalam konsorsium pengambilan divestasi Shell di Blok Masela.
Penampakan proyek pengembangan Lapangan gas Buntal-5 oleh Medco E&P Natuna Ltd. Istimewa - Dok. SKK Migas
Penampakan proyek pengembangan Lapangan gas Buntal-5 oleh Medco E&P Natuna Ltd. Istimewa - Dok. SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA - PT Medco Energi Internasional Tbk. menyatakan berminat apabila mendapatkan kesempatan untuk masuk dalam pengelolaan Blok Masela.

Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan bahwa pihaknya memiliki ketertarikan untuk bergabung dalam konsorsium pengelola Blok Masela.

"Tergantung itu kan bukan di kita, itu tergantung pemerintah dan Inpex, kalau mereka mau mengundang tentu kami dengan senang hati melihat," ujarnya di Jakarta, Jumat (23/9/2022).

Namun, Hilmi mengungkapkan hingga saat ini pihaknya masih belum menjalin pembicaraan secara serius terkait dengan rencana tersebut.

Dia mengungkapkan pihaknya juga masih belum melihat secara langsung data-data dari Proyek Blok Abadi Masela.

Hilmi menilai, Medco hanya memiliki kapasitas untuk bergabung dalam proyek itu dengan hak partisipasi maksimal 10 persen jika mengacu pada teknologi yang dimiliki saat ini.

"Makanya buat kita sih Medco itu bukan legalnya kita, kalo kita masuk sebagai operator sih tidak mungkin," ungkapnya.

Sebelumnya, sejumlah perusahaan migas dalam negeri berpotensi untuk membentuk perusahaan patungan untuk mengambil hak partisipasi Shell tersebut.

Selain PT Pertamina (Persero) yang mendapat penugasan, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) belakangan menunjukkan minatnya untuk ikut ambil bagian pada salah satu proyek gas terbesar di dunia tersebut.

"Medco bilang mempertimbangkan kalau bisa masuk 10 persen maksimal,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di JCC Jakarta, Rabu (21/9/2022).

Arifin mengatakan kementeriannya tengah mendorong inisiatif sejumlah perusahaan migas domestik untuk ikut bergabung ke dalam konsorsium pengambilan divestasi Shell tersebut.

“Tergantung dari konsorsiumnya saja mau bentuknya, ini kan masih 35 persen yang lowong,” ujar Arifin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper