Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Shell Lepas Usaha SPBU, Bisnis BBM di RI Masih Menarik?

Shell Indonesia resmi melepas bisnis SPBU di Indonesia. Lantas, bagaimana prospek bisnis hilir migas atau BBM di Tanah Air?
Petugas beraktivitas di SPBU Shell Indonesia di Jakarta, Senin (22/1/2024)/JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas beraktivitas di SPBU Shell Indonesia di Jakarta, Senin (22/1/2024)/JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat menilai langkah PT Shell Indonesia melepas bisnis SPBU ke perusahaan patuangan baru (new joint venture) antara Citadel Pacific Limited dan Sefas Group tak berkaitan dengan prospek bisnis hilir BBM di Tanah Air.

Founder & Advisor ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menilai langkah Shell melepas bisnis SPBU lebih kepada penyesuaian strategi perusahaan, baik dari sisi teknis maupun ekonomi.

Menurutnya, Shell sebagaimana perusahaan minyak skala global atau international oil companies (IOCs) lainnya, sejatinya memiliki strategi utama untuk mengembangkan bisnis di sektor hulu dan rendah emisi karbon (low carbon).

"Sehingga secara umum tidak bisa digeneralisir bahwa kemudian bisnis ritel SPBU [di Indonesia] tidak menarik lagi. Bagi pemain lain yang sesuai, baik skala ekonomi maupun dalam hal strategi bisnisnya ke depan, [bisnis SPBU] bisa saja dilihat masih prospektif," jelas Pri Agung kepada Bisnis, Minggu (25/5/2025).

Dia lantas menjelaskan, perusahaan swasta pengelola SPBU seperti Shell, memang harus bersaing dengan produk BBM subsidi milik BUMN. Menurutnya, hal ini membuat Shell tidak melihat keekonomian dan sukar untuk berkembang.

Dari sisi pengurangan karbon, juga menjadi tidak terlalu bisa diharapkan. Pasalnya, BBM murah masih lebih diminati daripada BBM rendah karbon.  

Di satu sisi, Pri Agung berpendapat Shell tengah mencari peluang lain dalam bisnis rendah karbon.

"Dan dalam konteks ini, Shell sepertinya juga melihat lini bisnis yang lain dalam hal bisnis rendah karbon ini," kata Pri Agung.

Sebelumnya, manajemen Shell Indonesia menyatakan pengalihan kepemilikan bisnis ini mencakup jaringan SPBU Shell serta kegiatan pasokan serta distribusi BBM di Indonesia, kecuali bisnis pelumas Shell yang berkembang di Indonesia. 

"Pengalihan kepemilikan bisnis ini tidak mencakup bisnis pelumas Shell yang berkembang di Indonesia," tulis manajemen Shell Indonesia melalui keterangan resmi, Jumat (23/5/2025).

Shell Indonesia yang sebelumnya dimiliki oleh Shell plc (Shell) itu memastikan kegiatan operasional bisnis SPBU Shell akan tetap berlangsung seperti biasa hingga penyelesaian proses pengalihan kepemilikan ini yang diharapkan terjadi pada tahun depan. 

Adapun, pengalihan kepemilikan merupakan bagian dari strategi Shell untuk transformasi portofolio dan sejalan dengan komitmen Capital Markets Day Shell. 

"Setelah proses pengalihan kepemilikan ini selesai, merek Shell akan tetap berada di Indonesia melalui perjanjian lisensi merek, produk BBM akan dipasok melalui Shell dan pelanggan akan terus memiliki akses untuk menggunakan produk BBM berkualitas tinggi," jelasnya. 

Tak Pengaruhi Iklim Investasi

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan aksi korporasi yang dilakukan Shell Indonesia dengan melepas seluruh kepemilikannya atas SPBU di RI tak memengaruhi iklim investasi hilir migas.

Dia mengatakan, pengalihan kepemilikan antarperusahaan swasta merupakan hal yang wajar dan harus dihargai. Dia juga melihat meski dialihkan distribusi produk masih berlanjut.  

"Itu kan biasa, aksi korporasi B2B [business-to-business] jadi karena mereka bukan BUMN maka kita harus menghargai hak setiap perusahaan swasta yang melakukan aksi korporasi," kata Bahlil.

Mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu menegaskan bahwa Shell bukan menutup, melainkan hanya menjual bisnis SPBU-nya ke pihak lain. Menurut dia, tidak ada yang perlu dikhawatirkan atas aksi korporasi tersebut. 

“Dia kan menjual kan bukan berarti menutup bisnis ya kan? Itu kan perpindahan kepemilikan perusahaan aja jadi apanya yang pengaruh, dia kan tetap jalan,” ujarnya. 

Untuk diketahui, bisnis SPBU Shell di Indonesia mencakup jaringan SPBU Shell dan kegiatan pasokan serta distribusi BBM. Saat ini Shell memiliki sekitar 200 lokasi SPBU di Indonesia di mana lebih dari 160 di antaranya dimiliki perusahaan dan terminal BBM di Gresik, Jawa Timur.

Pemilik baru Shell yakni Citadel Pacific adalah perusahaan yang mapan dan terdiversifikasi dengan kegiatan operasional di seluruh Asia-Pasifik. Citadel merupakan pemegang lisensi merek Shell di Guam, Saipan, Republik Palau, Makau, dan Hong Kong.  

Sementara itu, Sefas Group adalah distributor pelumas Shell terbesar di Indonesia. Di sisi lain, Shell Indonesia tetap melihat Indonesia menjadi pasar pertumbuhan utama untuk bisnis pelumas Shell. 

Shell memiliki dan mengoperasikan Pabrik Pelumas dengan kapasitas mencapai 300 juta liter per tahun. Bahkan, saat ini sedang membangun Pabrik Manufaktur Gemuk di Marunda yang akan memiliki kapasitas 12 kiloton per tahun.  

Pada 2022, Shell mengakuisisi EcoOils yang memiliki dua fasilitas pengolahan di Indonesia. Akuisisi EcoOils ini menambah portofolio bisnis bahan bakar rendah karbon Shell di kawasan tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper