Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank UOB Indonesia memperkirakan bahwa inflasi akan meningkat pada kuartal IV/2022 atau pada Desember 2022 bisa mencapai 7 persen. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi salah satu pendorong laju inflasi.
Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja menjelaskan bahwa tren kenaikan inflasi berpotensi masih berlanjut sampai akhir tahun. Dia menyebut bahwa inflasi bisa naik hingga 7 persen, dari posisi terakhir pada Agustus 2022 di 4,69 persen.
"Inflasi akan naik pada kuartal IV/2022, berkisar 7 persenan [pada Desember 2022]. Bank Indonesia selalu melaporkannya kan sampai Desember 2022, kalau rata-rata [inflasi] setahunnya menurut kami bisa di 4,9 persen, Januari sampai Desember 2022," ujar Enrico dalam konferensi pers UOB Economic Outlook 2023, Kamis (29/8/2022).
Dia menyebut bahwa kenaikan harga BBM akan menjadi salah satu pendorong inflasi pada kuartal IV/2022.
Pasalnya, harga pangan dan sejumlah kebutuhan akan ikut meningkat setelah naiknya harga Pertalite dan Solar.
Meskipun begitu, Enrico meyakini bahwa pada tahun depan akan terjadi normalisasi inflasi, yakni kembali ke rentang 4 persen—4,1 persen.
Baca Juga
Penurunan laju inflasi dapat terjadi setelah The Fed selesai menaikkan suku bunganya, sehingga kondisi ekonomi tahun depan bisa cukup mereda.
Adapun, UOB memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022 bisa mencapai 5,4 persen, dan pada sepanjang tahun ini di rentang 4,8 persen—5 persen.
Jika angka itu tercapai, kinerja perekonomian Indonesia kembali ke tren sebelum pandemi, yakni pertumbuhan di atas 5 persen.
"Belanja, investasi masih mengalir, dan konsumsi rumah tangga masih jalan. Namun, harga bahan bakar minyak [BBM] naik September ini, makanya [pertumbuhan ekonomi] 5,4 persen sangat mungkin sebagai dasar," ujar Enrico.