Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank UOB Indonesia memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 bisa mencapai 5,4 persen. Laju positif perekonomian ini diyakini karena adanya sejumlah faktor penggerak seperti harga komoditas yang tinggi. Perkiraan itu sejalan dengan batas bawah proyeksi pemerintah, yakni di rentang 5,4 persen—6 persen.
Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja menjelaskan bahwa kondisi perekonomian kuartal III/2022 berjalan dengan baik, meskipun terdapat tekanan yang besar dari eksternal. Indonesia pun masih mendulang berkah dari commodity boom yang meningkatkan penerimaan negara dengan signifikan.
UOB pun meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022 bisa mencapai 5,4 persen. Jika angka itu tercapai, kinerja perekonomian Indonesia sepanjang 2022 akan terjaga di atas 5 persen atau kembali ke tren sebelum pandemi Covid-19.
"Belanja, investasi masih mengalir, dan konsumsi rumah tangga masih jalan. Namun, harga bahan bakar minyak [BBM] naik September ini, makanya [pertumbuhan ekonomi] 5,4 persen sangat mungkin sebagai dasar," ujar Enrico dalam konferensi pers UOB Economic Outlook 2023, Kamis (29/8/2022).
Berkaca pada kondisi 2021, surplus neraca perdagangan hanya barang mencapai US$35,4 miliar. Sementara itu, Enrico menyebut bahwa hingga Agustus 2022 surplus sudah tercatat US$35 miliar, sehingga kinerja perekonomian kuartal III/2022 akan cukup solid.
Selain itu, Enrico pun meyakini bahwa kinerja neraca perdagangan hanya barang bisa tumbuh dengan baik sepanjang tahun ini. Bahkan, dia meyakini bahwa surplus US$40 miliar bisa tercapai relatif mudah.
Baca Juga
Proyeksi UOB itu selaras dengan perhitungan Presiden Joko Widodo bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022 berada di kisaran 5,4 persen—6 persen. Sementara itu, proyeksi Kementerian Keuangan cenderung lebih tinggi, yakni di rentang 5,6 persen—6 persen.