Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin perusahaan di Tanah Air akan menghadapi masa-masa penuh ketidakpastian jelang 2023. Menjaga kepercayaan mitra bisnis harus menjadi prioritas.
Chairman PwC Asia Pacific and China Raymund Chao mengingatkan bahwa pemimpin bisnis menghadapi peningkatan dinamisme pasar dan ketidakpastian.
"Belum pernah sebelumnya para pemimpin bisnis harus menghadapi berbagai macam tantangan sekaligus," ujarnya dalam keterangan resmi, selepas acara eksklusif PwC yang dihadiri para pemimpin bisnis dari Indonesia dan kawasan regional sebagai bagian dari B20 Summit Indonesia 2022, Minggu (13/11/2022).
Menurutnya, kondisi ini bukan hanya serangkaian peristiwa sementara yang terjadi satu kali tetapi perubahan struktural yang bertahan lama yang berdampak pada ekonomi, sistem sosial, risiko, dan harapan pemangku kepentingan.
Sebelumnya, para CEO telah menghadapi krisis kesehatan global yang telah meninggalkan dampak besar pada sosial dan ekonomi, dampak perubahan iklim, dan ketidakstabilan geopolitik, di mana semuanya telah mengakibatkan gangguan besar pada bisnis dan masyarakat.
Oleh sebab itu, wawasan para pemimpin mencerminkan bagaimana bisnis dapat memimpin melalui disrupsi untuk dunia yang berkelanjutan. Telah menjadi hal umum bahwa kepercayaan sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam mengatasi tantangan saat ini.
Baca Juga
"Selama masa yang penuh ketidakpastian ini, para pelaku bisnis semakin beralih ke bisnis yang membantu mereka menavigasi dan menjadi lebih kuat. Oleh karena itu, inilah saatnya bagi kita, untuk bertanggung jawab dalam memimpin dan bekerja guna membangun kembali kepercayaan dan memberikan hasil yang berkelanjutan untuk semua," tambahnya.
Membangun kembali kepercayaan dan memberikan pertumbuhan yang berkelanjutan saat ini membutuhkan perubahan struktural yang serupa dalam hal strategi dan prioritas operasional, transisi material menuju kapitalisme dari pemangku kepentingan, dan pengaturan ulang prioritas menuju hasil jangka panjang.
Dari ketidakpastian ini akan muncul peluang besar bagi bisnis untuk melakukan diferensiasi dan pertumbuhan. PwC pun menyadari tanggung jawab mereka untuk memecahkan masalah penting dan berkomitmen untuk memimpin dengan memberi contoh.
Sebagai knowledge partner untuk task force B20 Indonesia 2022: Finance & Infrastructure dan Energy, Sustainability & Climate, PwC berperan dalam mengatasi masalah utama dunia dan telah berkontribusi dalam pembentukan, diskusi, dan presentasi rekomendasi kebijakan ini.
Topik-topik ini juga dibahas dalam sudut pandang Asia Pasifik, bertajuk 'Asia Pacific’s burning challenge: A just and orderly energy transition' dan 'Bridging the trillion-dollar infrastructure gap in Asia Pacific'.
Territory Senior Partner PwC Indonesia Eddy Rintis melihat bahwa dalam konteks Indonesia, transisi energi, iklim, dan infrastruktur merupakan isu penting yang harus ditangani.
"PwC Indonesia bertujuan untuk mendukung task force dalam memberikan rekomendasi kebijakan yang dapat ditindaklanjuti mengenai prioritas kepresidenan G20 dan B20 Indonesia untuk memacu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi," ungkapnya.
Oleh karena itu, sektor publik dan swasta harus bekerja sama untuk memecahkan tantangan saat ini. Hal ini membutuhkan kolaborasi dan strategi antara negara maju dan berkembang, bisnis dan investor, baik di tingkat global maupun regional.