Bisnis.com, JAKARTA - Neiman Marcus, peritel barang mewah asal Amerika Serikat, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 500 karyawan atau sekitar 5 persen dari total tenaga kerja perusahaan tersebut. Keputusan PHK tersebut lantaran jaringan departemen store mewah ini ingin memangkas biaya di tengah krisis ekonomi.
Dilansir dari Reuters pada Jumat (17/2/2023), Perusahaan ini juga mengatakan bahwa Chief Product and Technology Officer Bob Kupbens akan mengundurkan diri dari posisinya. Imbasnya, Presiden Neiman Marcus Ryan Ross akan memimpin pengembangan grup tersebut.
Kemudian, Pesiden Department Store Bergdorf Goodman Darcy Penick akan mengambil alih kepemimpinan di tingkat grup untuk organisasi NMG Product & Technology. Pemangkasan karyawan ini memperpanjang daftar PHK massal pebisnis retail di masa sulit.
Melalui situs web resmi Nieman Marcus, perusahaan ini memiliki lebih dari 10.000 karyawan sebelum pemangkasan tersebut.
Chief Executive Officer (CEO) Neiman Marcus Geoffroy van Raemdonck mengatakan akan mengalihkan fokus ke pelanggan yang lebih kaya dan menghindari gejolak harga yang bukan pasarnya.
Meskipun rencana baru yang mengejutkan ini menuai reaksi keras, ini bukanlah kali pertama van Raemdonck melakukan perombakan. Selama lima tahun masa jabatannya di department store mewah tersebut, dia membuat keputusan yang lebih besar lagi dengan menutup 22 toko diskon Last Call pada 2020.
Tahun lalu, Farfetch Ltd peritel online produk fashion mewah akan melakukan investasi hingga US$200 juta di Neiman Marcus, untuk mendapatkan pijakan yang lebih kuat di Amerika Serikat (AS). Hal itu sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengembangkan bisnis online department store kelas atas tersebut.