Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) disebut memiliki kapasitas penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) sebanyak 200.000 unit per tahun.
Direktur Consumer Bank BTN (BBTN), Hirwandi Gafar, mengatakan selain untuk KPR subsidi, pihaknya juga dapat membiayai 60.000-70.000 unit rumah untuk KPR Non-Subsidi.
"Pada tahun 2022 pertumbuhan kredit terus tumbuh dua digit, walaupun belum terlalu besar. Karena itu kita dorong bersama, mumpung kita kumpul saat ini kita dorong pertumbuhannya agar lebih besar lagi," kata Hirwandi dalam keterangan resminya, dikutip Senin (6/3/2023).
Adapun, sejak Bank BTN berdiri hingga saat ini sudah melakukan pembiayaan lebih dari 5 juta unit rumah bagi masyarakat Indonesia, baik subsidi maupun non-subsidi.
Hirwandi menegaskan, pencapaian tersebut bukan hanya hasil semata dari Bank BTN, melainkan berkat kinerja dan kerjasama dengan asosiasi developer, termasuk Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI).
Menurutnya, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor properti, BTN berharap para developer terus membangun rumah. Apalagi permintaan rumah saat ini tetap tinggi, namun suplai yang ada masih terbatas.
Untuk itu, pihaknya siap mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui sektor properti, khususnya dari sektor pembiayaan perumahan di Indonesia.
"Kinerja dari REI sangat luar biasa dan rumahnya sudah bagus-bagus dengan desain yang bagus walaupun rumah subsidi. BTN berharap anggota REI di seluruh Indonesia terus membangun rumah agar suplai rumah bisa mengimbangi permintaan yang tinggi," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menuturkan, pada 2023 akan ada banyak tantangan yang dihadapi seperti masalah krisis ekonomi global, Inflasi, kenaikan suku bunga dan BI Rate yang berdampak kepada suku bunga KPR.
Namun, dengan kolaborasi bersama pengembang atau developer anggota REI, maka Bank BTN optimistis mampu memberikan kontribusi yang besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional melalui sektor properti.
"Ini bagian dari komitmen dalam mendukung sektor perumahan bagi masyarakat Indonesia," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Bank BTN mencatat kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh sebesar 9,23 persen year-on-year yakni senilai Rp233,68 triliun pada 31 Desember 2022.
Direktur Utama BTN, Haru Koesmahargyo, mengatakan KPR masih menjadi motor terbesar penggerak bisnis BTN. Dalam segmen ini, KPR subsidi tumbuh 11,61 persen yoy atau Rp145,86 triliun.
"Dengan kinerja tersebut, BTN tercatat masih memimpin pasar KPR subsidi dengan pangsa pasar sebesar 83 persen," kata Haru, beberapa waktu lalu.
Secara keseluruhan, kredit dan pertumbuhan pembiayaan menjadi penopang perolehan laba bersih BTN. Laporan keuangan perseroan mencatat kredit dan pembiayaan tumbuh sebesar 8,53 persen yoy dari Rp274,83 triliun menjadi Rp298,28 triliun per 31 Desember 2022.
Melihat kapasitas yang dimiliki BTN, Ketua umum DPP REI, Paulus Totok Lusida memastikan pihaknya untuk terus bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan dan mitra kerja dalam pembangunan perumahan dan permukiman secara berkelanjutan, salah satunya bekerjasama dengan Bank BTN.
"Kami melihat Bank BTN adalah porsi terbesar dari fasilitas untuk kredit di properti, jadi bukan hanya di KPR tapi juga di kredit konstruksi dan BTN merupakan bank terbesar untuk sektor properti," ujar Paulus.
Dia menyebut, sektor properti memiliki multiplier effect bagi sekitar 174 industri terkait dengan pembangunan perumahan, sehingga dengan bangkitnya sektor properti, dampaknya akan terasa terhadap perekonomian nasional.
BTN Klaim Penyaluran KPR Capai 200.000 Unit per Tahun
BTN disebut memiliki kapasitas penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) sebanyak 200.000 unit per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Afiffah Rahmah Nurdifa
Editor : Fitri Sartina Dewi
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
17 menit yang lalu
Lo Kheng Hong Serok Lagi Saham GJTL Desember 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
3 menit yang lalu
Usai Pangkas Suku Bunga, The Fed Fokus Kendalikan Inflasi
30 menit yang lalu
Efek Keputusan Kebijakan The Fed ke Rupiah dan Yuan Cs
33 menit yang lalu