Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja penjualan eceran pada Januari 2023 mencatatkan kontraksi, baik secara bulanan maupun tahunan.
Berdasarkan Survei Penjualan Eceran bank Indonesia (BI), Indeks Penjualan Riil pada Januari 2023 tercatat sebesar 208,2 atau secara tahunan terkontraksi sebesar 0,6 persen (year-on-year/yoy).
Berdasarkan kelompoknya, penurunan penjualan eceran terjadi pada mayoritas kelompok, terutama pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi sebesar -4,1 persen yoy, serta barang budaya dan rekreasi sebesar -0,7 persen yoy.
“Kontraksi lebih dalam tertahan oleh pertumbuhan kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta subkelompok sandang yang tetap tumbuh positif,” kata Direktur Departemen Komunikasi BI Fadjar Majardi, Kamis (9/3/2023).
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau tersebut tercatat tumbuh sebesar 1,5 persen yoy pada Januari 2023, sementara subkelompok sandang tumbuh sebesar 7,2 persen yoy.
Secara bulanan, penjualan eceran juga mencatatkan kontraksi sebesar 4,4 persen (month-to-month/mtm), sejalan dengan isasi permintaan masyarakat pasca Natal dan tahun baru.
Baca Juga
“Hampir seluruh kelompok terindikasi mengalami kontraksi, kecuali Kelompok suku cadang dan aksesori, serta bahan bakar kendaraan bermotor yang tetap tumbuh positif sebesar 0,1 persen mtm,” jelas Fadjar.
Di sisi lain, kelompok yang mencatatkan kontraksi terdalam yaitu pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi sebesar -21,1 persen mtm. Hal ini sejalan dengan turunnya permintaan set top box (STB) untuk TV Digital.
Selain itu, kelompok yang juga mencatatkan kontraksi yang tinggi, yaitu subkelompok sandang sebesar -6,7 persen mtm, serta barang budaya dan rekreasi sebesar -4,1 persen, sejalan dengan isasi permintaan masyarakat pasca Natal dan tahun baru.
Secara spasial, kota yang tercatat menurun dan berada pada fase kontraksi secara tahunan yaitu Semarang, termasuk Purwokerto, sebesar -24,9 persen yoy, diikuti Bandung sebesar -5,3 persen yoy.
Sementara itu, kota yang masih tercatat tumbuh positif namun melambat yaitu Banjarmasin sebesar 15,4 persen yoy, Makassar 10,2 persen yoy, dan Jakarta 3 persen yoy.
Secara bulanan, mayoritas kota tercatat mengalami penurunan penjualan dan berada pada fase kontraksi, terutama di Manado sebesar -22,7 persen mtm, Banding -6,6 persen mtm, dan Makassar sebesar -5,8 persen mtm.
Di sisi lain, kota yang masih tumbuh positif yaitu Medan dan Denpasar, masing-masing sebesar 1,8 persen mtm dan 0,5 persen mtm, melambat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 12,1 persen mtm dan 2,1 persen mtm.