Bisnis.com, KEBUMEN - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut bahwa Indonesia harus mengoptimalkan pangsa pasar industri ekspor udang.
Ma'ruf mengatakan, Indonesia saat ini menempati peringkat ketiga terbesar dalam ekspor udang global setelah Ekuador dan India. Kendati berada di peringkat ketiga, pangsa pasar Indonesia masih cukup kecil, yaitu sekitar 6 persen.
"Peluang besar peningkatan pangsa pasar dalam industri ini sepatutnya mampu kita optimalkan," kata Ma'ruf dalam sambutanya pada Panen Raya Siklus 1 Tambak Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) Kebumen, Jawa Tengah, Senin (26/6/2023).
Menurutnya, budi daya udang menawarkan nilai ekonomi yang potensial. Ma'ruf menuturkan, ekspor udang selama Januari hingga April 2023 misalnya, telah berkontribusi signifikan dengan porsi 32,5 persen terhadap total ekspor produk perikanan Indonesia.
Jika budi daya udang berhasil, kata Ma'ruf, maka target ekspor komoditas udang pada 2024 sebesar US$4,3 miliar dapat direalisasikan.
Kendati demikian, Ma'ruf menyebut, perlu kerja keras dan kesungguhan untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain besar dalam industri dan ekspor udang.
Baca Juga
"Aspek penting dari sisi hulu dan hilir masih harus diperkuat," ujarnya.
Dari sisi hulu misalnya, pemerintah menghadapi tantangan dalam membangun tempat pembenihan yang memiliki kapasitas dan berkualitas dalam menghasilkan benih unggulan, serta membangun tambak berbasis kawasan untuk memperluas produksi.
Sementara itu, dari sisi hilir, dibutuhkan produk olahan udang yang bernilai tambah dan kompetitif, serta penetrasi pasar yang lebih luas dari sebelumnya.
Dengan demikian, lanjutnya, kegiatan panen udang hari ini menjadi momentum penting untuk mendukung kebangkitan sektor perikanan Indonesia, khususnya budi daya udang.