Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

India-China Akan Adakan Pembicaraan Bilateral di Sela-Sela KTT BRICS

India dan China akan mengadakan pembicaraan di tengah perselisihan kedua negara mengenai perbatasan yang disengketakan.
Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Brazil Jair Bolsonaro, PM India Narendra Modi, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menghadiri KTT BRICS pada 2019./ Dok Istimewa
Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Brazil Jair Bolsonaro, PM India Narendra Modi, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menghadiri KTT BRICS pada 2019./ Dok Istimewa

Bisnis.comJAKARTA - India dan China akan mengadakan pembicaraan bilateral di sela-sela KTT BRICS di Johannesburg 22-24 Agustus 2023, di tengah perselisihan kedua negara mengenai perbatasan yang disengketakan. 

Duta besar China untuk Afrka Selatan, Chen Xiaodong mengatakan kepada para wartawan pada Jumat (18/8/2023) bahwa kedua negara akan mengadakan pembicaraan langsung. 

"Saya yakin bahwa sebagai dua bangsa, dua negara, kami akan mengadakan pembicaraan langsung, pertemuan langsung," jelasnya, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (21/8).

Xiaodong juga mengatakan bahwa ia tidak bisa mengatakan bahwa ada ketegangan di antara kedua negara. Namun, sebagai negara tetangga, ia mengatakan China dan India memiliki banyak kepentingan bersama, dan di saat yang sama juga memiliki beberapa masalah. 

Diketahui, para komandan militer India dan China sepakat untuk bekerja dengan cepat untuk meredakan perselisihan mereka, mencakup dengan bentrokan pada 2020. 

Walaupun pembicaraan tersebut tidak menghasilkan terobosan, namun pembicaraan ini membuka pintu untuk kemajuan dalam negosiasi antara Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri India Narendra Modi. 

Seperti diketahui, agenda KTT BRICS akan didominasi dengan negosiasi untuk memperluas keanggotaan blok tersebut dan terdapat puluhan negara mengantre untuk bergabung. 

India dan Brazil pada awalnya keberatan dengan perluasan BRICS tersebut. Namun akhirnya kedua negara setuju dengan adanya syarat bahwa kesepakatan mengenai peraturan dan kriteria harus dicapai. 

"Saya tidak tahu berapa jumlah pasti negara-negara yang akan bergabung dengan BRICS kali ini, tetapi yang pasti akan ada kemajuan yang baik, hasil yang baik untuk ekspansi." Jelas Chen, yang juga mengatakan bahwa China dengan tegas mendukung ekspansi BRICS. 

Nantinya para utusan dari kelima negara akan mulai bertemu pada Kamis (24/8) untuk menyelesaikan kesepakatan yang diserahkan kepada para menteri luar negeri, dan kemudian kepada para pemimpin untuk memperoleh persetujuan. 

Berdasarkan catatan Bisnis, diketahui juga bahwa pembahasan yang akan dibahas adalah mengenai mata uang umum untuk mengurangi dominiasi dolar dalam pembayaran, terutama dalam perdagangan antar negara-negara anggota. 

“Tidak ada agenda dedolarisasi dalam agenda BRICS. BRICS tidak menyerukan dedolarisasi. Dolar akan terus menjadi mata uang global utama – itu adalah kenyataan,” jelas Duta Besar Afrika Selatan untuk BRICS Anil Sooklal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper