Bisnis.com, JAKARTA - Capaian transaksi Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 yang jumbo telah memberikan tantangan besar bagi pelaksanaan TEI di 2024.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat transaksi Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 mencapai US$30,5 miliar melampaui target yang ditetapkan sebesar US$11 miliar.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Didi Sumedi, mengakui bahwa capaian transaksi jumbo kali ini menjadi tantangan bagi pihaknya dalam penyelenggaraan TEI 2024. Musababnya, Didi mengatakan bahwa kekhawatiran adanya tekanan harga komoditas global di tahun depan berisiko pada rendahnya nilai transaksi.
"Ini tentu menjadi beban yang berat bagi kita dalam menyelenggarakan TEI tahun depan. Mudah-mudahan masih bisa mencapai angka [transaksi] yang sama, syukur-syukur lebih tinggi lagi," kata Didi di Kantor Kemendag, Rabu (20/12/2023).
Di sisi lain, Didi mengatakan pihaknya masih menaruh optimisme pada potensi volume transaksi TEI 2024. Namun, dari harga produk justru akan mengalami pelemahan. Apalagi adanya prediksi perlambatan ekonomi di tahun depan menambah beban ekspor Indonesia.
"Dari sisi perdagangan ekspor karena memang kalau kita melihat pertumbuhan ekonomi dunia tahun depan tidak lebih baik dari tahun ini. Perkiraan malah turun jadi 2,9% menurut IMF ini menjadi tantangan yang lebih besar lagi," jelasnya.
Baca Juga
Oleh karena itu, untuk menggenjot nilai transaksi dan jumlah pembeli pada gelaran TEI 2024, Didi membeberkan pihaknya tengah merencanakan sejumlah perbaikan dan inovasi.
Adapun, gelaran TEI tahun depan direncanakan bakal dilakukan lebih awal dari yang semula pada pekan kedua Oktober, menjadi pekan pertama Oktober.
Rencana perubahan jadwal TEI tahun depan itu dilakukan atas pertimbangan perhitungan jarak waktu antar expo internasional yang berlangsung secara global. Musababnya, waktu pelaksanaan expo internasional yang berdekatan bakal menciptakan situasi perebutan buyer dan potensi transaksi.
"Karena memang hitungannya kita ingin menjaga jarak antara satu event expo terutama luar negeri dengan Trade Expo itu sendiri," jelasnya.
Adapun, secara terperinci, lima negara penyumbang transaksi terbesar pada TEI 2023 antara lain India sebesar US$7,58 miliar. Selanjutnya diikuti oleh Malaysia sebesar US$6,32 miliar, China sebesar UD$5,59 miliar, Arab Saudi sebesar US$2,86 miliar, dan Filipina sebesar US$926 juta.
Adapun, produk terlaris dalam gelaran TEI ke-38 masih didominasi oleh komoditas. Didi menyebut, batu bara masih menjadi produk utama yang banyak terjual di TEI ke-38 dengan nilai transaksi mencapai US$13,8 miliar atau sekitar 45,2% dari total transaksi. Menurut Didi, pembelian batu bara banyak dilakukan oleh buyer dari China.
Selain batu bara, produk lainnya yang menyumbang nilai transaksi terbesar lainnya yakni chemical dan organic chemical sebesar US$3,73 miliar, produk manufaktur lainnya US$3,35 miliar, formal work force sebesar US$2,7 miliar dan produk elektronik sebesar US$652,62 juta.