Bisnis.com, JAKARTA - Hyundai Motor Co Korea Selatan dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk mengakhiri perjanjian pasokan aluminium setelah kampanye iklim yang didukung oleh penggemar K-pop.
Mengutip dari Reuters, Selasa (2/4/2024) seruan tersebut berisi mengenai untuk menghentikan pembelian pasokan logam yang diproduksi menggunakan tenaga batu bara.
Adapun, Hyundai Motor dalam pernyataannya pada Selasa (2/4) menuturkan bahwa mereka telah mengakhiri nota kesepahaman (MoU) yang tidak mengikat dengan Adaro.
Selain dari pihak Hyundai, Direktur PT Adaro Minerals Indonesia, Wito Krisnahadi, juga menuturkan bahwa perusahaannya telah memutuskan untuk tidak memperbarui perjanjian.
Untuk diketahui, Hyundai menandatangani MoU dengan Minerals pada 2022. Penandatanganan ini dilakukan untuk mengamankan hak untuk membeli aluminium yang diproduksi oleh anak perusahaan Adaro, yakni PT Kalimantan aluminium Industry.
Dalam penandatanganan tersebut, pembuat mobil asal Korea Selatan menuturkan bahwa mereka diharapkan untuk membeli aluminium dari Adaro yang memenuhi kebijakan netralisasi karbon pembuat mobil, di kala meningkatnya permintaan untuk aluminium di antara pembuat mobil global.
Baca Juga
Untuk diketahui, peleburan aluminium membutuhkan jumlah energi yang besar, dan ketika menggunakan batu bara yang menghasilkan volume emisi karbon yang besar.
Adaro juga berencana untuk memberdayakan tahap ketiga proyek peleburan aluminium, dengan pembangkit listrik tenaga air yang sedang dibangun oleh grupnya.
Kelompok aktivis iklim Kpop4Planet yang telah menyerukan untuk mengakhiri perjanjian aluminium Hyundai menyambut keputusan oleh produsen mobil tersebut.
"Ini adalah kemenangan ribuan penggemar K-pop yang sungguh-sungguh peduli terhadap krisis iklim, terutama di Indonesia," tutur Kpop4Planet.
Lanjutnya, mereka juga mengatakan bahwa akan terus memantau sumber material Hyundai untuk manufakturnya.