Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi China Naik 0,3% pada April 2024, Harga Industri Terus Melemah

Biro Statistik Nasional China melaporkan indeks harga konsumen China telah meningkat dan harga pabrik yang terus menurun.
Warga menggunakan masker saat berjalan melewati toko-toko di Nanjing Road di Shanghai, China, Sabtu (14/3/2020). Bloomberg/Qilai Shen
Warga menggunakan masker saat berjalan melewati toko-toko di Nanjing Road di Shanghai, China, Sabtu (14/3/2020). Bloomberg/Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA Inflasi konsumen China telah meningkat pada April 2024, bertahan di atas nol pada bulan ketiga. Sementara itu harga industri melanjutkan penurunan panjang yang menyoroti lemahnya permintaan dalam perekonomian. 

Biro Statistik Nasional pada Sabtu (11/5/2024) melaporkan Indeks harga konsumen (IHK) yang meningkat 0,3% dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). 

Kenaikan tersebut mencatatkan angka lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan 0,1% pada Maret 2024 dan juga lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, dengan perkiraan median 0,2%. 

Kemudian, harga pabrik tetap berada dalam deflasi, seperti yang telah terjadi sejak akhir 2022. Indeks harga produsen turun 2,5% pada April 2024 dari tahun sebelumnya (yoy). 

Para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg telah memperkirakan penurunan 2,3% setelah indeks tersebut turun 2,8% pada Maret 2024. 

“[Data terbaru menunjukkan] momentum ekonomi dan permintaan sosial terus pulih," jelas ekonom utama untuk Greater China di Jones Lang LaSalle Inc, kata Bruce Pang, seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (11/5/2024). 

Namun, menurutnya masih ada perbedaan struktural yang cukup besar antara harga barang dan jasa, serta sektor hulu dan hilir. Ia juga mengatakan bahwa dukungan kebijakan masih perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara efektif.

Adapun angka-angka tersebut juga menunjukkan tekanan deflasi masih menjadi ancaman bagi ekonomi China, meskipun ada tumbuhnya sektor manufaktur dan ekspor yang kuat.

Pemerintah sendiri telah kesulitan mendorong peningkatan pengeluaran rumah tangga, di kala lesunya real estat dan pasar kerja yang lemah. Penurunan harga produsen menekan keuntungan perusahaan dan membuat mereka enggan untuk berinvestasi. 

Survei terbaru terhadap lebih dari 20.000 pengecer oleh Kamar Dagang Umum China menunjukkan bahwa nilai pesanan rata-rata mengalami kontraksi paling besar dalam sembilan bulan, walaupun total penjualan meningkat karena pertumbuhan lalu lintas pelanggan selama liburan Hari Buruh.

Beberapa kenaikan harga konsumen mungkin disebabkan oleh keputusan administratif daripada peningkatan dalam permintaan. 

Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah daerah telah meningkatkan biaya utilitas dan tarif kereta api, langkah yang bisa mendorong indeks harga lebih tinggi. Namun langkah ini membuat rumah tangga memiliki daya beli yang lebih rendah untuk melakukan pembelian lainnya.

Menurut laporan oleh Tianfeng Securities Co, lebih dari 130 kota dan kabupaten telah mengumumkan kenaikan harga gas alam residensial, sementara beberapa daerah lain seperti Shanghai dan Guangzhou telah menaikkan biaya air. 

Studi lain oleh Zheshang Securities memperkirakan bahwa biaya utilitas dan kereta api yang lebih tinggi dapat menambahkan antara 25 dan 101 basis poin (bps) pada inflasi harga produsen, dan antara 18 dan 72 poin ke IHK.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper