Bisnis.com, JAKARTA - Manajemen Pelaksana Program (PMO) Kartu Prakerja mengungkapkan pemasaran hingga administrasi perkantoran menjadi pelatihan yang paling diminati pada 2023.
Direktur Eksekutif PMO Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menyampaikan, tingginya minat peserta Kartu Prakerja terhadap pelatihan tersebut sejalan dengan tingginya permintaan tenaga administrasi perkantoran hingga pemasaran.
“Karena kita lihat job portal itu, pelatihan paling banyak juga dibidang-bidang tersebut,” ungkap Denni usai menghadiri Rilis Laporan Pelaksanaan Program Kartu Prakerja 2023, Rabu (15/5/2024).
Merujuk survei yang didanai Asian Development Bank (ADB), Denni menyebut Prakerja dengan skema normal berada di jalur yang tepat di mana sepetiga dari peserta yang menganggur mendapat pekerjaan dalam waktu satu bulan pasca berakhirnya pelatihan.
Kemudian, dengan adanya perubahan skema dari sebelumnya semi bansos, Denni menyebut lebih banyak peserta yang menjadi karyawan dibanding wirausaha.
Dia menduga, adanya perubahan besaran insentif menjadi pemicu rendahnya alumni Pekerja yang berwirausaha.
Baca Juga
Untuk diketahui, pemerintah di 2023 memangkas insentif pasca pelatihan dari semua Rp2,4 juta menjadi Rp600.000 per individu. Kendati begitu, pemerintah mengerek biaya pelatihan dari semula Rp1 juta menjadi Rp3,5 juta di 2023.
Perubahan anggaran terjadi lantaran program Kartu Prakerja tak lagi bersifat semi bansos sehingga bantuan pelatihan yang diberikan lebih besar daripada insentif pasca pelatihan.
“Pak Menko [Airlangga Hartarto] sudah menyampaikan dalam skema, tidak lagi bersifat semi bansos. Jadi, bantuan pelatihan akan lebih besar daripada insentif karena sekali lagi, bukan lagi semi bansos,” jelas Denni, Kamis (5/1/2023).