Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Ekspor Baja, Aluminium Inalum, Hingga Legalisasi Daun Kratom

Langkah Amerika membatasi perdagangan dengan China, yang kemudian ditangkap oleh Indonesian, menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, Sabtu (22/6/2024).
Top 5 News. Sumber: Canva
Top 5 News. Sumber: Canva

Bisnis.com, JAKARTA — Industri baja dalam negeri berencana meningkatkan produksi komoditas tersebut di tengah perang dagang antara Amerika Serikat dan China. RI berupaya menangkap ceruk ekspor baja ke AS saat negara itu membatasi pasokan dari Tiongkok.

Tahun ini, AS telah mengumumkan peningkatan tarif sejumlah produk impor dari China. Beberapa di antaranya seperti kendaraan listrik yang naik dari 25% menjadi 100%, panel surya melonjak hingga 50%, termasuk baja dan aluminium yang dikenai pajak dari semula 7,5% menjadi 25% dari nilai produk.

Langkah Amerika membatasi perdagangan dengan China, yang kemudian ditangkap oleh The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA), menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, selain beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.

Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Sabtu (13/6/2024):

 

Permintaan LNG Global Meningkat, Potensi Bisnis Terminal Receiving Menguat

Permintaan global terhadap gas alam cair (LNG) diperkirakan meningkat lebih dari 50% pada 2040 karena peralihan penggunaan sumber energi batu bara ke gas industri semakin cepat di China dan banyak negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Manager Business Development PT Perta Arun Gas Ratio Fitra Maliki mengatakan, peluang LNG di Asia akan semakin bertumbuh sekitar 47%, sementara pemenuhan gas sekitar 69% di Asia harus dipenuhi oleh LNG. 

Momentum tersebut semakin kuat ketika gas dari Andaman dengan reserve lebih dari 6 BCF itu akan masuk di kawasan Aceh, kemudian pipa Sei Mangke ke Dumai terealisasi, dan pipa dari Cirebon ke Batang juga terealisasi.

Namun, pada saat yang sama ada sejumlah tantangan LNG di Tanah Air, yaitu Indonesia berada di kepulauan yang cukup banyak sehingga tantangannya menjadikan fasilitas harus terintegrasi. Salah satu dari solusi selain gas pipa adalah moda transportasi LNG, baik dengan brake valve maupun isotank.

 

Tuah RI Genjot Ekspor Baja di Tengah Ketegangan AS - China

Langkah Amerika membatasi perdagangan dengan China ini ditangkap oleh The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA). Industri membidik penguatan ekspor baja ke Negeri Paman Sam di tengah perang dagang kedua negara adidaya tersebut.

Ketua Umum IISIA Purwono Widodo mengatakan perang dagang AS-China menjadi katalis bagi industri besi dan baja untuk mendongkrak kinerja ekspor yang sempat turun tahun lalu, dipicu lemahnya permintaan dan turunnya harga baja global. 

Senada, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebut bahwa perang dagang antara Amerika Serikat dan China menjadi peluang emas bagi industri baja nasional untuk melakukan perluasan ekspor.

Kesempatan tersebut dapat dimanfaatkan industri baja oleh pelaku industri dalam negeri untuk membanjiri pasar ekspor seperti Amerika, Kanada, Australia, dan Eropa.

 

Asa Inalum Bidik Peningkatan Produksi Aluminium Dalam Negeri

PT Indonesia Asahan Aluminium membidik peningkatan produksi aluminium pada tahun ini seiring dengan makin tingginya kebutuhan di pasar domestik.

Kebutuhan aluminium dalam negeri disebut-sebut mencapai 1,2 juta ton per tahun. Meski begitu, pemenuhan permintaan ini masih didominasi oleh produk impor. Kondisi ini mendorong Inalum memacu peningkatan produksi. 

Sebagai gambaran, saat ini produksi inalum sekitar 250.000 ton per tahun. Artinya dengan peningkatan itu, perusahaan bakal memproduksi aluminium ingot, billet maupun alloy hingga 274.140 ton per tahun. 

Sejalan dengan itu, Inalum masih menanti penyelesaikan pembangunan smelter grade alumina refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek ini diharapkan dapat memulai tahapan commussioning pada kuartal III/2024 dan memulai produksi alumina pada kuartal IV/2024.

 

Pemerintah Siapkan Regulasi untuk Mengakselerasi Hidrogen Hijau

Dengan potensi sumber daya energi terbarukan yang melimpah serta letak strategis sebagai negara kepulauan yang berada pada jalur perdagangan internasional, menjadi modal kuat bagi Indonesia untuk pengembangan hidrogen hijau, bahkan berpotensi menjadi hub hidrogen global.

Pengembangan hidrogen di Indonesia saat ini memang masih dalam tahap penelitian dan proyek percontohan, tetapi ke depannya diproyeksikan akan mulai tumbuh setelah 2030. 

Sejalan dengan itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) menyiapkan regulasi mengenai insentif dan keringanan pajak yang dibutuhkan para pengembang untuk mempercepat pengembangan hidrogen hijau di Tanah Air.

Dalam regulasi hidrogen tersebut nantinya juga terdapat standar yang mengatur tax holiday, tax allowance, pajak, dan dasar regulasi perdagangan karbon.

 

Fakta-Fakta Daun Kratom, 'Narkoba' yang Ingin Jokowi Optimalkan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan agar ada kepastian pengaturan tata kelola perdagangan ekspor kratom. Menurutnya, selama ini belum optimal lantaran dianggap memiliki efek mirip narkoba dan masuk dalam kategori tanaman narkotika.

Jokowi meminta kepada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Pengawas Obat dan Makanan, serta Kementerian Kesehatan untuk meneliti lebih lanjut terkait dengan seluk beluk daun Kratom, termasuk kandungan zat berbahanya.

Penelitian ditarget rampung pada Agustus 2024. Setelah itu, Jokowi akan mengarahkan Kementerian Perdagangan untuk mengatur tata niaga dan standardisasi kualitas produk untuk menggenjot ekspor kratom. 

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, kinerja ekspor produk kratom Indonesia mengalami tren pertumbuhan sebesar 15,92% pada periode 2019—2022. Bahkan, pada Januari—Mei 2023 nilai ekspor kratom melesat 52,04% senilai US$7,33 juta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnisindonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper