Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta jajarannya untuk memprioritaskan penyelesaian dua isu terkait pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi mengungkapkan, dalam rapat pimpinan yang digelar hari ini, Bahlil meminta dipercepatnya pembahasan Rancangan Undang-Undang Energi Baru Energi Terbarukan (RUU EBET).
“Tadi itu masalah undang-undang. RUU [EBET] ini harus segera diselesaikan. Ini masih belum terjadwalkan untuk sidang lagi kan. Itu yang tadi beliau juga meminta itu dipercepat,” kata Eniya saat ditemui di Kantor ESDM, Selasa (20/8/2024).
Selain RUU EBET, masalah biodiesel juga menjadi prioritas untuk segera diselesaikan. Salah satunya, mempersiapkan implementasi bahan bakar minyak (BBM) dengan campuran minyak sawit konsentrasi 40% atau B40.
Eniya menuturkan bahwa pemerintah akan memulai implementasi mandatori B40 pada 1 Januari 2025. Saat ini, kata Eniya, pihaknya sedang mempersiapkan jalur distribusi untuk B40, termasuk pelabuhan, pengiriman hingga logistik.
“Industri harus mempersiapkan ini. Investasi akan butuh modal juga. Nah, ini kita kasih waktu untuk persiapan sampai dengan Desember,” ucapnya.
Baca Juga
Selain B40, Eniya menyebut bahwa pihak EBTKE sedang mengkaji pengaplikasian bahan Biodiesel kadar 50% atau B50. Biodiesel ini, kata Eniya, sudah dilakukan uji coba oleh Kementerian Pertanian (Kementan).
Tak hanya B50, Eniya mengatakan, pihaknya akan mengkaji penggunaan BBM dengan campuran minyak sawit dengan konsentrasi 60% (B60) pada masa mendatang.
“Nah, ini perlu kajian, memang kajian teknis harus ada. Jadi kajian teknis performa di engine itu yang paling penting,” ujar Eniya.