Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Bappenas Ungkap Dampak Fragmentasi Global ke Pencapaian SDGs dan Perekonomian

Berdasarkan riset WTO, fragmentasi ekonomi dapat memicu penurunan PDB global hingga 5% dengan skenario terbaginya blok perdagangan menjadi dua sisi.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa dalam acara Green Economy Expo di Jakarta Convention Center, Rabu (3/7/2024). / tangkapan layar
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa dalam acara Green Economy Expo di Jakarta Convention Center, Rabu (3/7/2024). / tangkapan layar

Bisnis.com, NUSA DUA — Fragmentasi global yang tengah terjadi berpotensi menghambat pencapaian poin-poin pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengatakan upaya pencapaian target target SDGs pada 2030 belum mencapai progres yang optimal. Suharso menuturkan, berdasarkan pemaparan dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), hanya 15% target SDGs yang mencatatkan progres, sementara poin-poin lainnya disebut justru mengalami kemunduran.

Suharso mengatakan, hal tersebut berpotensi pada lebih dari 50% dari populasi dunia yang tertinggal  dan tidak dapat terlibat dalam perkembangan pembangunan global.

Dia menjelaskan, beragam tantangan global menjadi penyebab terhambatnya pemenuhan target target SDGs hingga saat ini. Tantangan-tantangan tersebut diantaranya mencakup tensi geopolitik, kesenjangan, kemiskinan ekstrem, perubahan iklim, pandemi global, krisis finansial dan disrupsi rantai pasok global.

"Hal ini menghambat upaya kolektif mencapai target-target dalam SDG pada 2030 serta memperburuk risiko fragmentasi global," ujar Suharso dalam acara Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak atau High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 di Bali, Senin (2/9/2024).

Suharso menuturkan, fragmentasi global dapat semakin mengancam upaya pencapaian target-target SDGs. Mengutip riset dari Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO), dia mengatakan, fragmentasi dari sisi ekonomi dapat memicu penurunan produk domestik bruto (PDB) global sebesar 5% dengan skenario terbaginya blok perdagangan menjadi dua sisi.

Serupa, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan kerugian global akibat fragmentasi perdagangan dapat berkisar antara 0,2% hingga 7% dari PDB. Dia menyebut, kerugian tersebut bahkan dapat lebih besar dengan memperhitungkan fenomena technology decoupling.

"Ekonomi-ekonomi emerging market dan juga negara berpenghasilan rendah bisa terpengaruh negatif dari ini [fragmentasi] karena hilangnya transfer pengetahuan," jelas Suharso.

Seiring dengan hal tersebut, dia mengatakan kebijakan transformatif dan kerja sama internasional yang lebih kuat menjadi semakin penting ke depannya. Hal tersebut agar negara-negara dapat  mencapai target-target SDGs ke depannya.

Dia menuturkan, kerja sama antara global south dan global north harus merupakan sebuah kolaborasi yang efektif, inklusif, dan didukung oleh kemitraan multi pemangku kepentingan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper