Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah akan melarang masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya untuk menggunakan air tanah bila konstruksi ekosistem Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang mengalirkan air baku dari Bendungan Jatiluhur hingga Bendungan Karian rampung dikerjakan.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mohammad Zainal Fattah menjelaskan upaya pembatasan penggunaan air tanah itu dilakukan dalam rangka menghambat laju penurunan muka tanah yang belakangan terjadi.
“Penurunan muka tanah terjadi karena ada over extraction, air tanah terlalu banyak dipakai,” kata Zainal saat ditemui di Kantor Kementerian PUPR, Selasa (1/10/2024).
Akan tetapi, saat ini pemerintah belum bisa sepenuhnya tegas melarang penggunaan air tanah. Alasannya, karena infrastruktur penyedia air dinilai belum memadai.
Oleh karena itu, saat ini Kementerian PUPR disebut tengah mengebut proyek strategis nasional (PSN) penyediaan air bersih dan air minum salah satunya yakni SPAM Regional Jatiluhur I yang memiliki kapasitas pengaliran mencapai 4.750 iter per detik (lpd).
Proyek SPAM Regional Jatiluhur I tersebut akan melayani pengaliran air untuk wilayah Kabupaten Karawang (350 lpd), Kabupaten Bekasi (100 lpd), Kota Bekasi (300 lpd), dan DKI Jakarta (4.000 lpd).
Baca Juga
“Kita tak mungkin menghentikan orang mengebor air tanah karena penduduk butuh air. Oleh karena itu, yang pertama dilakukan adalah menyediakan air dari air permukaan asal Jatiluhur dari Karian,” ujarnya.
Zainal menambahkan, apabila proyek tersebut telah rampung di kerjakan maka pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bakal segera melakukan imbauan untuk pembatasan penggunaan air tanah dan dialihkan untuk menggunakan air PAM.
“Nanti kebutuhan air untuk Jakarta dan sekitarnya ini selesai dengan proyek ini, maka pasti DKI akan mengimbau untuk mengurangi ekstraksi air tanah agar tak berlebihan, itu semangatnya,” pungkasnya.
Adapun, dalam laporan terbarunya, progres konstruksi SPAM Regional I Jatiluhur hingga 16 Juli 2024 progresnya telah mencapai 87,81%. Targetnya, proyek ini bakal rampung pada tahun ini.