Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Blak-blakan soal Investasi Katoda LFP Lambat: Ada Pejabat yang Macam-macam

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan blak-blakan mengenai adanya oknum pejabat yang memperlambat realisasi investasi katoda LFP.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan paparan saat Launching dan Sosialisasi Implementasi Komoditas Nikel dan Timah melalui Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (SIMBARA) di Jakarta, Senin (22/7/2024). Bisnis/Abdurachman
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan paparan saat Launching dan Sosialisasi Implementasi Komoditas Nikel dan Timah melalui Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (SIMBARA) di Jakarta, Senin (22/7/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka-bukaan mengenai investasi industri pengolahan nikel yang berjalan lambat. Dia menduga hal itu terjadi lantaran masih ada pejabat yang berbuat macam-macam.

Luhut bercerita beberapa waktu lalu dirinya meresmikan salah satu fasilitas pengolahan dan produksi bahan katoda lithium iron phosphate (LFP). Dia mengatakan, proses peresmian itu seharusnya bisa lebih cepat. Hanya saja, semua malah masih berjalan lambat.

"Itu tertunda-tunda karena dari pejabat kita juga macam-macam. Akhirnya, oleh Menteri Investasi, Pak Rosan dia kasih kelar, langsung jadi," ucap Luhut dalam acara Kompas 100 CEO Forum Ke-15 yang disiarkan secara daring dikutip, Minggu (13/10/2024).

Dia pun mengingatkan para pengusaha untuk melapor jika menemukan hambatan terkait investasi. Luhut berjanji akan menangani masalah dan hambatan yang ditemui pengusaha.

"Saya kira penting dan saya punya tema di mana saja saya bicara, jangan ragu. Kalau ada yang macam-macam [menghalangi investasi] kita libas sama-sama," tutur Luhut.

Purnawirawan TNI itu pun lantas mengatakan hilirisasi harus terus digalakkan. Dia menyebut, hilirisasi bijih nikel tak cukup sampai jadi produk antara.

Luhut ingin olahan nikel kembali diolah menjadi produk siap pakai. Dia mencontohkan bijih nikel bisa diolah menjadi stainless steel alias baja tahan karat.

Selanjutnya, stainless steel bisa kembali diolah menjadi puluhan produk turunan. Namun, kata Luhut, industri pengolahannya belum tersedia.

"Stainless steel-nya itu belum kita olah, berapa puluh lagi turunannya. Bisa garpu, bisa jarum suntik, jarum jahit, macam-macam, bisa kitchen set. Mana industrinya? Belum. Kan harus dikerjakan itu," ucapnya.

Oleh karena itu, Luhut mengungkapkan ke depan pemerintah harus mendorong sumber daya manusia. Ini agar anak bangsa bisa mengolah sumber daya alamnya secara mandiri.

"Itu baru nickel ore, belum kita bicara copper. Jadi never ending process menurut hemat saya. Jadi sekarang kita harus [kembangkan] human capital," katanya.

Adapun, Luhut baru saja meresmikan tahap pertama produksi dan rencana ekspansi fasilitas produksi bahan katoda LFP oleh PT LBM Energi Baru Indonesia di Kendal, Jawa Tengah pada Selasa (8/10/2024).

Produksi itu merupakan proyek yang terwujud melalui rencana kemitraan investasi strategis antara konsorsium Indonesia Investment Authority (INA) dan Changzhou Liyuan New Energy Technology Co., Ltd. (Changzhou Liyuan), salah satu produsen dan pemasok LFP terbesar di dunia.

"Melalui penyempurnaan rantai produksi baterai lithium, tidak kurang dari 3 juta unit kendaraan listrik di seluruh dunia akan dipenuhi kebutuhan baterai lithiumnya oleh industri di Indonesia," kata Luhut seperti dikutip dari akun Instagram pribadinya, @luhut.padjaitan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper