Bisnis.com, JAKARTA – Proyek sistem bayar tol nirhenti nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) yang digarap Roatex Indonesia Toll System (RITS) telah menelan biaya investasi mencapai lebih dari Rp2 triliun.
Direktur RITS, Renaldi Utomo menjelaskan nilai tersebut merupakan angka yang telah terserap untuk pengembangan sistem MLFF sejak pemerintah Hungaria resmi bekerja sama dengan pemerintah Indonesia pada Maret 2021.
“Investasinya [MLFF dari US$300 juta atau sekitar Rp4,75 triliun] sudah terpakai berapa, mungkin sampai saat ini sudah terpakai setengah lebih sedikit kali ya [Rp2 triliun lebih] yang sudah terpakai,” kata Renaldi dalam Konferensi Pers di Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Lebih lanjut, dirinya menegaskan bahwa realisasi investasi tersebut utamanya digunakan untuk pengembangan lanjutan sesuai arahan yang disampaikan oleh pemerintah Indonesia, yakni menambah keamanan sistem dari potensi kerugian dengan mengimplementasikan barrier.
Asal tahu saja, MLFF sendiri telah dikembangkan hingga 3 tahun lamanya sejak pemerintah Hungaria dan Indonesia sepakat untuk bekerja sama mengimplementasikan investasi sistem bayar tol nirsentuh ini.
Kala itu, investasi ini direalisasikan lewat kerja sama bilateral pada pemerintahan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga
Meskipun telah mengantongi status sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) yang disahkan di ujung masa pemerintahan Jokowi, kelanjutan implementasi MLFF tampak tetap alot hingga saat ini.
Menanggapi hal itu, Duta Besar Hungaria untuk Indonesia Lilla Karsay menuturkan bahwa nilai investasi Rp4,75 triliun yang sudah digelontorkan tersebut bukanlah angka yang sedikit. Atas dasar hal itu dirinya mengaku tetap bakal berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintahan baru mendorong implementasi MLFF di Indonesia.
“Investasi yang sudah diguyurkan ini adalah uang pajak yang dibayarkan masyarakat Hungaria, itu yang kita bicarakan. Pemerintah Hungaria masih berkomitmen untuk dapat membawa imbal hasil ini dari investasi ini kembali ke Hungaria. Jadi saya pikir kami tetap berkomitmen besar,” tegasnya.
Lilla juga memberi sinyal, apabila sistem ini benar-benar tak kunjung dapat direalisasikan maka hal itu bakal berdampak pada hubungan bilateral antara Indonesia dan Hungaria.
“Tentu saja hal ini juga berdampak pada hubungan bilateral, hubungan diplomatik, hal ini juga sesuatu yang perlu kita pikirkan. Karena, skenario terburuknya adalah pergi tanpa mengimplementasikan proyek. Dan saya rasa tidak ada yang berniat melakukan hal tersebut,” tegasnya.